Aku segera ke kamar menyusul Kiara yang sudah tidur lebih dulu. Sebelum aku tidur, aku mengirimkan foto tadi ke Ilham. "Tolong selidiki!" pintaku. Setelah itu aku tidur. Ilham belum memberi kabar saat aku terbangun. Jadi aku harus sabar. Aku berniat untuk mengunjungi Ana di rumah sakit. Aku berangkat kerja dulu. Di kantor aku bertemu Pak Willi, dia tengah berbicara dengan seseorang. Aku seperti mengenal bentuk tubuhnya. "Ilham," panggilku. Ilham dan Pak Willi menoleh ke arahku. "Ngapain kamu di sini?" tanyaku. "Dia kerja di sini, dia yang akan bantu aku mengelola perusahaan ini," jawab Pak Willi. "Kamu kan tahu Putra tak ada, jadi aku percayakan sama Ilham," kata Pak Willi. "Oh gitu," ucapku. Aku akan satu kantor dengan Ilham. Orang yang dulu jadi supirku. Sore itu aku pulang da