Cap 5 jari di pipi Damian kini tersemat indah di wajah tampannya.
Kedua orang beda gender itu saling tatap dengan mata ganas masing-masing.
“Kenapa dengan tatapanmu? Apa kau akan menggunakan wewenangmu yang luar biasa itu untuk menekan orang tak berdaya seperti kami? Ternyata kampus ini memang seperti rumor yang beredar di luar sana. Mereka hanyalah penjilat para orang kaya. Budaknya orang-orang berduit,” dengus Claris dingin, tersenyum meremehkan penuh hina. Kembali percaya diri setelah teringat kejadian di klub yang hampir membuat kesuciannya direnggut begitu saja olehnya.
Damian tersenyum misterius, masih dalam pose memeluknya posesif.
“Wuah... tidak sangka jika kau dalam mode galak begini, semua sikap kikuk dan bicara gagapmu akan hilang, atau mungkin karena alasanmu jadi kuat dan
