“Bagaimana keadaan paman? Apakah sudah lebih baik?” “Baik. Baik. Semuanya sudah sangat baik. Terima kasih sudah mau datang menjenguk ke mari,” ucap ayah Claris kepada pria tampan yang tersenyum ramah kepadanya. Gaya pakaiannya sangat sederhana dengan kaos putih dan kemeja biru tanpa dikancing. Bawahannya berupa jeans hitam sedikit sobek di ujung kakinya. Claris melirik ke arah Keenan yang pagi-pagi sekali sudah datang bersamanya ke rumah sakit. Dia sendiri tak menyangka kalau Keenan benar-benar akan menjenguk ayahnya seperti ucapannya dulu. Padahal mereka tidak begitu akrab di tempat kerja sampai harus peduli seperti ini kepada ayahnya. “Terima kasih sudah mau berteman dengan Claris. Dia itu anak yang baik. Semoga saja tidak merepotkan kalian di kafe itu.” “Tidak, paman. Sebaliknya, C