“Alamat rumahnya?” Eric Luo keringat dingin mendengar pertanyaan Damian barusan. Di hatinya terasa bagai kena sambaran petir! Deg-degan parah hingga rasanya mau melompat dari sofa yang tengah didudukinya sekarang. Dia mencari alamat rumah Claris cupu? Untuk apa? Bagaimana ini? Apa yang harus dikatakannya? Baru saja beberapa jam lalu membicarakan hal semacam ini dengan Moli dan Claris, tapi sudah muncul begitu saja? “Benar. Alamat Claris si cupu itu,” balas Damian datar, lalu wajah menjadi kelam dan tidak enak dipandang ketika melanjutkan ucapannya, “bukan Claris satunya. Kamu paham?” Eric terkekeh. “Da-Damian, kamu bukankah sudah bertunangan dengan keponakan tante Nadia? Kenapa masih saja mencari Claris... ehem... Cla-Claris yang cupu itu maksudku. Apakah dia punya masalah denganmu