“Claris! Cepat ke mari! Dasar lamban!” teriak Moli riang, berdiri berpegangan di depan pagar kantin, satu tangan melambai cepat. Clarisha Wira Atmaja membalas lambaiannya penuh semangat. Setelah kemarin puas membuat tantenya terus merasa tersindir, dia akhirnya bisa merasakan semua beban lepas dari pundaknya. Keberanian mengambil inisiatif untuk melawan tante super liciknya itu, tidak lepas dari pertemuannya dengan Damian yang selalu menguji otak dan mentalnya bagaikan wahana roller coaster super ekstrem. Rupanya, rentetan kejadian beberapa minggu selama ini tidak seburuk yang diduganya. Mungkin saja Tuhan mendatangkan pria dengan kemesuman sialannya itu ke dalam hidupnya untuk mempersiapkan dirinya menghadapi kemunculan Nadia. Sekarang, Claris sudah bisa bernapas lega! Semua masalah