Clarisha Wira Atmaja memijit sebelah keningnya ketika berjalan gontai di lorong gedung kampus lantai dua. Sikap aneh Damian dan pesannya kemarin sungguh membuat kepalanya berdenyut tidak karuan hingga sulit tidur di malam hari. Perasaan yang dimilikinya terhadap sang tunangan adalah bencana yang sulit untuk dihentikannya. Apalagi dengan kemesraan mereka kemarin di kamar pribadinya. Setiap kakinya melangkah di ruangan itu, pikirannya akan melayang pada adegan kasur yang digunakan oleh mereka berdua dalam memadu kasih tanpa cinta dan perasaan sama sekali itu. Yah, setidaknya hanya di sisi Claris saja yang menyimpan rasa, bagi Damian, semua sentuhannya hanyalah nafsunya yang berbicara. Wanita cupu berkacamata tebal ini menghela napas berat, sorot matanya lesu dan tampak tidak bersemangat.