“Apa yang aku lakukan? Bukankah sudah jelas? Apa otakmu itu sangat bodoh? Kau sudah melukai aset berhargaku. Aku masih belum tahu, apakah aku akan impoten atau tidak, maka dari itu, aku akan segera mengetesnya sekarang.” Claris kehilangan kata-kata dengan bibir gemetar hebat, wajahnya memucat kelam bagaikan rohnya ditarik keluar, mata panik dan tidak fokusnya melihat gerakan sang pria sudah menurunkan cepat resleting celananya. “Le-lepaskan aku! Lepaskan aku!” jerit Claris kalut, suaranya gemetar mencicit, sudah paham betul akan ke mana kejadian ini. Dulu, dia menginginkan keperawanannya ketika baru kali pertama bertemu, pasti bukan hanya karena alasan mengotori pakaian kebesarannya, kan? Dasar pria rendahan! Benar-benar tidak tahu malu! Sekali binatang buas, pasti binatang buas selam