“Apa kamu sudah merasa baikan?” tanya Damian dengan penuh perhatian. Pria dingin ini mengerutkan kening menatap wanita cupu yang tenggelam dalam mantel hitamnya. Pertanyaan yang dilontarkan Damian, sebenarnya dipikirnya kurang tepat. Tapi, dia tidak tahu harus berkata apa menghadapi situasi saat ini. Baginya, mementingkan apa yang dirasakan oleh sang wanita jauh lebih penting. Oleh karena itu dia tidak berani bertanya banyak, atau pun mengomelinya karena kecerobohannya yang berani jalan sendirian ke taman gelap seperti itu. Clarisha Wira Atmaja masih sedikit gemetar dingin, tidak berani melirik Damian yang mencengkeram kemudi mobil kuat-kuat usai memarkirkannya di tepi sebuah jalan. “Ba-bagaimana kamu bisa tahu aku ada di sana?” tanya Claris, suaranya lirih dan sangat kecil. Damian m