Clarisha Wira Atmaja menghela napas beberapa kali sejak mata kuliah pertamanya di hari Senin pagi dimulai. Hal itu berlanjut kepada mata kuliah berikutnya, dan membuat Moliandriani Kusuma terheran-heran dengan kening ditautkan tajam. Pada mata kuliah kedua, Moli buru-buru mengambil kursi di dekat Claris sebelum orang lain mendahuluinya seperti pada mata kuliah sebelumnya. “Katakan! Ada apa denganmu sampai seperti ini? Apa ada yang terjadi antara kamu dan Damian saat mengunjunginya sendirian kemarin?” bisik Moli penasaran, berbisik sudah mirip seorang agen rahasia. Claris cupu meliriknya pasrah dalam mode bertopang dagu, sementara di depannya tampak Pak dosen mereka memerintahkan seseorang untuk mengumpul tugas minggu lalu. “Ayo! Cepat ceritakan! Apa yang membuatmu begini!” tuntut Moli