“Kenapa? Tidak suka? Aku baru memberimu hadiah sebagai seorang tunangan, tapi begini sikap yang kamu tunjukkan kepadaku? Dasar wanita tidak tahu berterima kasih. Apa karena itu bukan merk ternama, makanya kamu menolaknya?” sinis Damian melalui sambungan telepon.
Claris geram, mengepalkan tangan kirinya kuat, mata menatap ke arah kotak hadiah di lantai.
“Apa otakmu tidak waras, Damian Abizard Sky? Bagaimana bisa kamu begitu tidak tahu malu memberikan satu kotak besar kepada seorang wanita yang berisi dalaman wanita seperti itu?”
Sudut bibir Claris berkedut-kedut menahan rasa kesal, mata mendatar malas.
Damian mendengus dingin di telepon, membalasnya santai, “tidak tahu malu? Kamu adalah simpananku. Juga adalah tunanganku. Apa salahnya memberikan hadiah semacam itu kepadamu? Katakan sa
