When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kejadian yang menimpa Claris cupu membuat Damian mengomel panjang lebar di kantin ketika mereka bertemu saat jam makan siang, karena tahu ternyata dia ingin menghindarinya di kampus. Usai melewati mata kuliah pertama mereka hari ini, Damian menjemputnya secara khusus dari kelasnya, membuat semua orang semakin bertanya-tanya kenapa pria paling populer dan berkuasa itu berada di gedung yang seharusnya bukan untuk kelas khusus para anak orang kaya elit dan cerdas. “Apa kamu malu karena aku datang mengecekmu pagi-pagi tadi?” tanya Damian pelan, menatap penuh minat kepada Claris yang duduk tepat di depannya. “Bukan... bukan begitu...” bisiknya pelan, keringat gelisah dengan hati berdebar tak karuan. Tidak bisa membayangkan ekspresi wajah tunangannya hari Sabtu nanti jika harus bertemu sebaga