Clarisha Wira Atjama akhirnya berhasil membuat janji dengan Amanda pada keesokan harinya, pukul 7 malam. Percakapan mereka kala itu cukup pendek, hanya menyuruh Claris datang untuk bertemu dengannya secara langsung. Sebenarnya, dia sendiri agak kaget mendapati dirinya berani ingin mencari pekerjaan dengan wanita berbahaya seperti itu, tapi otaknya yang terbilang cerdas di kampus, kini tidak bisa menemukan solusi lain. Orang bilang, percuma pintar dan cantik, kalau sudah dapat masalah keuangan, semua itu jadi tidak ada gunanya di saat terjepit. Palingan akan berguna dengan cara yang kotor tentu saja, contohnya adalah menjual diri. “Pe-permisi. Saya ingin bertemu dengan Nyonya Amanda,” katanya gugup kepada seorang resepsionis. “Sudah buat janji?” Claris mengangguk cepat, “sudah. Saya d