bc

Benih Cinta Sang CEO 2

book_age18+
1.6K
FOLLOW
18.5K
READ
HE
heir/heiress
drama
sweet
mystery
like
intro-logo
Blurb

“Siapa papa kandungku, Ma? Aku harus tahu siapa papa kandungku yang sebenarnya!” teriak Alana yang merasa sangat kesal dengan mamanya yang selama ini selalu menutup-nutupi data diri papa kandungnya.

“Bua tapa kamu mengetahuinya? Sudah jelas kamu adalah anak Mama, orang tua tunggal,” balas Tsamara sengit.

“Aku perlu tahu, Ma. Lalu buat apa Mama menutup-nutupi kebenaran? Aku sudah tahan-tahan selama ini, ingin tahu siapa papa kandungku yang sebenarnya,” lirih Alana yang sudah tidak tahan lagi.

“Kamu mau tau siapa papa kandung kamu yang sebenarnya?”

“Siapa, Ma?”

“Damian Rubiantara.”

***

Nirmala memegang dadanya yang sesak erat-erat ketika mendengar suara berat anak sulungnya yang melaporkan bahwa ada seorang anak perempuan yang sekarang tengah dekat dengan suaminya.

chap-preview
Free preview
Bab 1. Siapa Papaku?
“Siapa Papa kandungku, Ma? Aku harus tahu siapa Papa kandungku yang sebenarnya! Kenapa Mama selalu menutup-nutupi jati diri aku? Aku sudah dewasa sekarang dan mungkin suatu hari aku akan menikah, lalu bagaimana nanti aku jelaskan kepada anak-anakku, kakek mereka siapa?” “Buat apa kamu menanyakannya? Sudah jelas kamu adalah anak Mama, orang tua tunggal.” “Aku perlu tau, Ma. Lalu buat apa Mama menutup-nutupi kebenaran? Ha? Aku sudah tahan-tahan selama ini, ingin tahu siapa Papa kandung aku yang sebenarnya.” “Kamu mau tau siapa Papa kandung kamu yang sebenarnya?” “Siapa, Ma?” “Damian Rubiantara.” *** Seorang gadis cantik dua puluh satu tahun duduk termangu di teras depan rumah mewahnya. Pintu rumahnya terkunci dan tentu saja dia tidak bisa masuk ke dalamnya. Gadis itu bernama Alana Tunggadewi, mahasiswi semester akhir pada Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta Selatan. Dia masih memikirkan pertengkaran hebat antara dirinya dan mamanya seminggu yang lalu, karena telah menanyakan siapa Papa kandungnya yang sebenarnya. Lana, begitu gadis itu biasa dipanggil, merasa hidupnya selalu sedih, meskipun secara materi dia sangat tercukupi sejak dirinya lahir. Tsamara, sang bunda adalah seorang pengusaha mebel di Jakarta dan Tangerang. Meskipun hidup tidak pernah kekurangan karena berasal dari keluarga yang berkecukupan, Alana merasa hidupnya selalu dilanda kesedihan, terutama saat-saat sekolah. Alana memendam perasaan galau dan iri ketika melihat teman-teman di sekolahnya yang memiliki orang tua lengkap. Ada juga yang tidak lengkap, seperti orang tua yang bercerai, atau salah satunya telah meninggal dunia. Namun, bagi Alana hal itu tetap istimewa, karena mereka memiliki orang tua yang jelas asal usul dan jati diri. Sementara dirinya tidak tahu siapa Papa kandungnya, sejak SMP dia memberanikan diri untuk bertanya kepada mamanya, tapi tidak pernah dijawab dan Mama selalu mengalihkan pembicaraan. Sekarang usianya sudah dua puluh satu tahun, dan Lana bahkan malu memiliki pacar. Saat seorang laki-laki yang sedang mendekatinya menanyakan perihal papanya, Lana bingung menjawab, lalu memilih untuk menghindar. Padahal laki-laki itu tidak mempermasalahkan jati dirinya. Kini, nama Damian Rubiantara terukir di dalam benaknya. Apa benar laki-laki kaya raya itu adalah papanya? Lana sudah menelusuri pria yang disebut mamanya, melalui website dan media berita bisnis yang kerap memberitakan usaha bisnisnya yang meraksasa, dari bidang properti dan perhotelan serta gedung kantor, keuangan, sampai alat berat dan batubara di Jakarta hingga Kalimantan. Kira-kira sepuluh menit kemudian, sebuah mobil SUV mewah memasuki halaman rumah melalui pagar tinggi putih rumahnya, lalu berhenti di depan pintu utama rumah. Tsamara turun dari mobil, melangkah cepat menuju pintu depan rumah, lalu membuka pintu rumahnya setelah sekilas melihat Alana yang masih duduk termenung. *** “Wah, nggak kira-kira Mama kamu bilang kalo Damian Rubiantara adalah Papa kandung kamu. Bisa heboh seluruh Jakarta. Kamu nggak khawatir keamanan kamu terancam? Dia orang besar dan penguasa loh.” Alana menghela napas panjang, wajahnya murung dan bingung. Tatapannya kosong ke minuman hangat yang diaduknya. Alana sudah menceritakan perihal jati diri Papa kandungnya kepada sahabatnya, Fiza. Antara yakin tidak yakin, Fiza meragukan sosok Damian. Fiza mengamati wajah laki-laki yang bernama Damian di layar ponselnya. Tidak banyak gambar yang ditunjukkan di internet, hanya ada beberapa. Tampaknya, Damian tidak menyukai dunia medsos, juga tidak mengumbar kehidupan pribadinya, foto keluarganya pun sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari. “Hm … tapi kalo dilihat-lihat, dia mirip loh sama kamu,” gumam Fiza seraya memperbaiki kacamatanya, dan dia berkata dengan ragu-ragu. “Gila, ganteng banget. Gimana aslinya ya?” puji Fiza setelah cukup lama mengamati Damian. “Aku nggak peduli.” Fiza melirik Lana sekilas. Dia sangat memahami Lana yang memang tidak berhenti sedari dulu memikirkan sosok Papa kandungnya. Yang cukup dia sesalkan, kenapa di saat dia sudah tahu nama yang disebut mamanya sebagai Papa kandungnya, Lana justru semakin memendam amarah dan kebencian. Fiza berpikir bahwa lebih baik Lana tidak mengetahui sosok Papa kandungnya, karena hanya menimbulkan kebencian dan amarah serta dendam. Alana pasti merasa ditelantarkan. Fiza mengamati sebuah foto keluarga inti Damian, dua orang gadis yang hampir sama usianya dengan Alana, dua anak laki-laki berusia belasan atau di bawahnya, dan seorang anak perempuan yang sangat cantik dengan rambut panjangnya, yang usianya sekitar enam tahun. Fiza yakin anak perempuan itu adalah anak bungsu dalam keluarga Damian. “Hm … dia punya keluarga yang harmonis dan bahagia,” gumam Fiza. Alana mengangguk, menunjukkan bahwa dia sudah melihat foto keluarga bahagia itu. “Istri yang cantik, lima anak yang cantik dan ganteng. Ah, kebayang dua anak cowok ini, gedenya pasti ganteng dan jadi rebutan cewek-cewek.” Alana mengeluarkan decakan sebal mendengar gumaman Fiza kali ini. Fiza memahami kedengkian yang tertanam dalam jiwa Alana, meskipun dalam hatinya dia tidak menyetujui sikap itu. “Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya, Lana? Menemui Damian ini … lalu mengatakan halo, Pak, saya adalah anakmu?” “Aku nggak sebodoh itu, Fiza.” Fiza mendelik. “Sebaiknya hati-hati dan kamu harus mempertimbangkan segala resiko.” Alana memejamkan matanya sejenak. “Ya, tentu saja. Aku sudah mempertimbangkannya.” “Maksudku … ya … seperti yang aku bilang tadi, Damian bukan orang biasa. Pastinya dia terkejut dan tidak akan percaya begitu saja—” “Sudah aku bilang aku nggak sebodoh itu, Fiza.” “Iya, aku tau. Maksudku apa yang terjadi kemudian, Lana. Dia bisa melakukan apapun untuk mempertahankan keluarga utuhnya … maksudku … jika kamu ngotot mengaku … apapun caranya … dia pasti tidak ingin keluarganya terganggu. Dia sudah bahagia sekarang, dan kamu tiba-tiba mengganggunya … kamu … kamu … aku hanya khawatir keselamatan kamu saja.” “Aku sudah tidak takut apapun. Aku nggak berharap apapun … aku sudah punya segala yang aku inginkan. Aku hanya butuh pengakuan.” Alana memandang Fiza dengan wajah sedihnya, dan Fiza luluh melihat wajah sedih sahabatnya. “Kamu nggak akan pernah tahu perasaanku … bertahun-tahun tanpa kejelasan, merasa terhina dengan jati diriku … anak haram, anak luar nikah—” Fiza mengusap-usap bahu Alana. “Dan aku nggak pernah memperasalahkannya selama ini kan, Lana? Tapi satu hal … aku mengerti keingintahuanmu yang sangat besar itu. Tapi, tetap ada kemungkinan bahwa Damian bukan—” “Aku yakin dia,” potong Alana cepat. Dia sepertinya sudah yakin bahwa Damian Rubiantara adalah Papa kandungnya. Mamanya sudah menceritakan sekilas tentang pertemuan panasnya dengan Damian Rubiantara. Bertemu di sebuah klub malam, di mana mamanya saat itu masih menjadi wanita malam kelas atas, lalu mereka memesan sebuah hotel dan terjadilah hubungan badan dan Tsamara menerima imbalan uang yang sangat banyak. Fiza diam-diam mengamati tatapan Alana yang tertunduk ke minumannya yang sudah dingin. Entahlah, dia merasa bahwa Alana akan menghadapi masa-masa yang sulit. Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
4.2K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
7.0K
bc

CINTA ARJUNA

read
18.4K
bc

Dokter Jiwaku Membuatku Menggila

read
15.6K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
4.2K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
2.6K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
26.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook