Dua belas

1065 Words

"Saya antar pulang, mana kuncinya." Seketika aku mendongak, mendapati sosok dingin dengan kacamata tipisnya berdiri di hadapanku, mataku yang sudah berembun sepenuhnya tidak bisa melihat dengan benar namun dari wangi desinfektan khas rumah sakit membuatku tahu siapa pria dihadapanku ini. Ya, tawaku langsung mengudara. Menertawakan kembali bagaimana pria ini menolak permintaanku untuk membantuku namun pada akhirnya dia pun datang menghalau tamparan yang mungkin aku dapatkan dari Juna dan juga orangtuaku. Ternyata dibalik penampilan dingin dokter umum yang ketus ini, dia seorang yang peduli. Aku berharap Papi atau Mamilah yang mengejarku namun ternyata Pak dokter satu ini yang mengkhawatirkanku. Setidaknya ada yang peduli denganku, dengan seluruh tubuh yang gemetar dan hati yang lelah ka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD