"Oooh yah sampai lupa buat bilang kalau kamu keren sekali menghadapi saudarimu yang nggak tahu diri." Kalimat yang diucapkan dalam nada datar tersebut membuatku bersemu merah, malu sekaligus salah tingkah mendapatkan pujian dari seorang yang melihat bagaimana sulitnya aku mempertahankan senyuman di saat keadaanku menghantam dari kiri dan kanan. Keren dan hebat, ya aku harus berbangga diri pada diriku sendiri karena selain diriku sendiri tidak akan ada yang menghargaiku. Aku tetap berdiri di tempatku sampai akhirnya mobil mungil warna hitam tersebut menghilang dari pandanganku. Terlihat jelas sekali jika dokter Kaliandra terburu-buru usai mendapatkan panggilan. Mungkin sebagai dokter ada panggilan pasien yang mendadak hingga dia harus segera pergi. "Mobil lo dibawa siapa, Wit?" Baru sa