Part 22

1056 Words

"Halah apaan sih. Juna sehat. Gue sehat, mana mungkin anakku kenapa-kenapa! Nggak usah sok keren ngajarin orang. Ajarin saja diri lo sendiri biar nggak ngimpi ngegaet anak yang punya klinik. Sama Juna saja di lepeh apalagi sama yang lebih menter, kagak tahu diri lo." Aku tersenyum kecil mendengar ejekan dari Jelita tersebut, yah namanya juga manusia dengan tingkah kenarsisan yang diluar batas, ada saja yang keluar dari mulut busuknya. Mungkin Jelita bisa kena sawan jika dia tidak mengusikku barang sejenak saja. "Aelah Lit, nggak usah ngatain gue yang gimana-gimana, muka gue sama lo sama. Bedanya gue diem sementara lo demek kegatelan." Mendengarku mengejek kembaranku hingga wajahnya merah padam, Mbok Amin yang tengah mengiris bumbu-bumbu langsung terkekeh pelan menertawakan ucapanku. "M

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD