"Baik-baik di sana, ya, Rin ...." Arma menangkup kedua pipi Arini, lalu menciumi setiap inchi wajah putri bungsunya itu sambil sesenggukan. Wanita dengan gurat-gurat tangan yang begitu kentara akibat kerasnya pekerjaan yang selama ini dia lakoni itu, sebenarnya masih begitu rindu dan belum ingin Arini kembali ke tanah rantau. Arma masih ingin Arini tinggal beberapa lama di Ngabang, menghabiskan sisa liburnya yang masih beberapa hari lagi. Arini memutuskan kembali setelah liburan berjalan seminggu. Hari ini dia pamit kepada Arma dan Hamdi. Ketiga kakaknya pun hari itu menyempatkan diri bertandang ke rumah kedua orang tuanya untuk perpisahan dengan adik bungsu mereka. Tak ubahnya Arma dan keluarganya yang lain, Arini pun sebenarnya masih sangat rindu. Dia juga ingin menghabiskan waktu di