"Iya, Pak." Tidak ada yang bisa Arini lakukan, selain menurut dan pasrah. Hendak membantah pun dia tidak akan bisa menang melawan seorang Bira. Apalagi sekarang Dosen Killer itu selalu membawa-bawa nama orang tuanya. Arini merasa tidak bisa berkutik. "Mumpung malam Minggu, besok libur, lebih baik full istirahat, kumpulkan tenaga supaya nanti hari Senin bisa memulai hari dengan lebih fresh." Bira masih terus mengirim pesan. "Iya, Pak." Kembali Arini hanya bisa pasrah mengiyakan. "Jangan lupa makan dan jaga kesehatan. Jangan membuat orang tuamu yang jauh di sana khawatir." "Iya, Pak." Beberapa saat tidak ada pesan balasan lagi. Arini hendak meletakkan ponselnya di atas meja ketika menit berikutnya ponsel mungil itu kembali bergetar. Sebuah pesan baru kembali masuk. 1 new picture me