Arini meraih ponsel poliponik miliknya yang terdengar getarnya dari atas meja kamar kosnya. Sebuah nomor baru tampak pada layar. Lekas dia menekan tanda telepon berwarna hijau, berharap panggilan itu merupakan salah satu siswa atau orang tua siswa yang tertarik dengan jasa yang dia tawarkan pada selebaran yang kemarin disebar. "Assalamualaikum." Arini memberi salam terlebih dahulu. "Waalaikumsalam. Ini Arini ...." Terdengar sahutan dari seberang. "Iya, saya sendiri," balas Arini. "Ini saya, Rin. Kak Emi." "Kak Emi?" Arini mengerutkan dahinya. "Iya, Kak Emi Bimbel." "Oh, iya, Kak Emi. Ada yang bisa saya bantu, Kak?" Arini sudah tahu bahwa yang meneleponnya merupakan Emi pengelola Bimbel. Hanya saja, dia tidak menduga akan di telepon setelah kejadian tempo hari. "Iya, Rin. Syukurl