Hari yang Buruk

2051 Words

Agra menatap Inara ketika ada adegan mencium bibir. Perempuan itu menggoda Agra sekalian mengetes dengan memajukan bibirnya sambil memejamkan mata. “Cium saya dan yakinkan kalau kita akan baik-baik saja, Pak. Saya mendambakanmu, Jendralku.” Atalia mengerjap, masa mereka akan menyaksikan adegan ini. Ibu Sundari pun sama kikuk nya. “Ayok ah kita tinggalkan mereka dulu,” Bisiknya menarik tangan Atalia. Alvano mengikuti sambil memegang daadanya yang masih berdetak kencang. Linglung, penglihatannya sudah buram apalagi melihat ke belakang dimana Inara sedang disuapin makanan oleh Agra. “Ihh kan adegannya gitu, Pak. Gak mau cium saya gitu?” “Emang nanti ada adegan ciumnya? Kami mau nanti dicium sama orang gak dikenal? Gimana kalau pemeran Jendral nya itu orang jelek?” Inara terkekeh, sudah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD