Gandi hanya melihat dan sibuk untuk menanggapi tatapan tajam mata Evan untuknya. Sedangkan ia tidak merasakan bahwa saat itu pula kekasihnya tengah memasang wajah masam karena ulah seorang wanita yang tadi hadir ditengah-tengah keduanya. Gandi baru sadar saat ia akan mengalungkan tangannya pada pinggang Key, namun Dokter muda itu menepis kasar tangan Gandi.
Gandipun yang merasa ada yang beda dari kekasihnya yang biasanya hanya menerima perlakuannya itu berubah menjadi sedikit kasar disana. Dan saat itu Gandi baru menyadarinya, karena itu adalah penolakan pertama yang ia alami setelah beberapa hari yang lalu keduanya berbaikan dimana sudah sembilan tahun lamanya berpisah.
Namun Gandi tidak mau tinggal diam disana. Segera saja ia mengulurkan satu tangannya kembali hingga menarik pinggang Key agar menempel dengannya dan merapat kearahnya. Gandi menahannya disana, sedangkan Key berusaha meronta sebisannya, Key tidak tahu mengapa ia merasa sangat marah saat ada wanita yang mendekati kekasihnya, dan anehnya lagi yang membuat Key tidak habis pikir...bahwa Gandi dengan mudahnya malah mengajak ngobrol wanita itu bukan malah menolak atau mengusirnya pergi dari sisinya.
"Kenapa sih yang? aku salah apa sih padamu? kok mendadak kamu jadi menggemaskan begini ya yang? kalau begini caranya aku jadi ingin cepat-cepat mengesahkanmu loh..." ucap Gandi dengan bisikan yang sangat intens tepat di telinga Key. Dan hanya dibalas dengusan kesal oleh gadis itu.
"Gand...kalau kamu punya niatan kayak begitu...kenapa masih kemana-mana? minggir...aku mau ambil makanan dulu." Ucap Key yang lalu memaksa lepas dari pelukan tangan lelaki itu. Lalu berjalan pergi meninggalkan Gandi dan Evan disana, dan ada pula Eric serta Nora yang sedari tadi melihat gelagat keduanya. Terlihat Gandi hanya bengong menyaksikan keangkuhan gadis yang baru beberapa hari dipacarinya kembali, namun karena ia sangat mencintai Keyra disana, membuat Gandi membiarkan saja sikap egois Key. Gandi belum sadar apa sebenarnya kesalahan yang sudah ia perbuat.
"Heh...diam saja lu? kejaaar bego!" ucap Eric yang mencoba menyadarkan sahabatnya itu dari otak jomblo akutnya yang sudah ia sandang sejak lama. Tepatnya selama sembilan tahunan.
"Apaan sih lu Ric, sok tahu lu!" ucap Gandi yang belum beranjak dari tempatnya.
"Otak lu minta di upgrade beneran deh Gand kayaknya..." ucap Eric yang merasa memang temannya itu karena kelamaan jomblo makanya ia kurang peka saat tiba-tiba ia mempunyai kekaih. Sedangkan Gandi sendiri yang merasa tidak melakukan kesalahan hanya bisa membiarkan kekasihnya itu seperti apa yang ia inginkan saja. Karena memang Gandi merasa tidak salah.
"Terserah dah lu Gand...gue udah ngasih tahu ya...kalau nanti Key..." ucap Eric yang tertahan saat ia melihat Gandi dengan kedua mata yang melotot dan menatap tajam kearah Key dan mengabaikan perkataan Eric. Gandi langsung pergi tanpa pamit pada Eric dan Nora, apa lagi Evan, Gandi sudah mengabaikan semua temannya saat ia lihat Key tengah diambilkan makanan oleh seorang lelaki.
"Kan apa aku bilang! kapok kan lu!" ucap Eric yang sudah tidak di dengar temannya itu karena Gandi sudah pergi dari sana. Gandi dengan wajah yang sudah merah karena marah.
"Bener-bener ya...kalau punya pacar cantik tuh memang suka bikin jantungan, gimana tidak! baru ditinggal noleh sebentar saja sudah di samperin orang!" ucap Gandi dengan gerutu di hatinya.
Gandi lalu mendekat kearah Keyra, terlihat gadis itu menikmati percakapannya disana, Gandi hanya bisa memeluk pundak Key seketika saat itu, menatap tajam kearah lelaki di depannya tanpa berkata apa lagi menyapa. Lelaki itu pun langsung pamit pergi saat mendapat tatapan memburu dari orang yang baru datang.
"Dokter...saya pergi dulu...istri saya sudah menunggu disana." Ucap lelaki itu yang lalu pergi begitu saja.
Seketika Key meletakkan piring makanannya keatas meja didepannya, menyedekapkan kedua tangannya disana. Gandi yang saat itu tahu ekspresi Key hanya bisa melepas perlahan pelukan tangannya dari pundak gadis itu.
"Dia adalah anak dari pasien yang aku operasi kemarin Gandi...mau marah? harusnya aku yang marah saat selebriti itu datang menghampirimu...hemmm...mau bilang apa sekarang?" ucap Key yang masih memasang wajah masam dan lirikan sesekali kearahnya.
"Iya, iya...maaf...aku salah...memang aku salah kalau aku populer?" ucap Gandi lagi.
"Duh Key tidak tahu saja bagaimana kelakuan kolega bisnis aku yang perempuan, bisa-bisa Key ngambek terus-terusan kalau tahu!" ucap Gandi saat membayangkan semua koleganya yang centil saat dengannya.
"Hah...populer? ouh oke...jangan salahkan aku juga kalau aku pun populer ya sayang..." ucap Key sembari mengambil piringnya kembali dan memakan isinya. Terlihat Gandi makin tidak tahu lagi harus menghadapi gadis itu.
"Duh...kayaknya dulu sewaktu masih bersama...sebelum kepending jarak dan waktu...Key tuh penurut, imut...lucu...menggemaskan...dan lagi...dia tuh manis banget...nggak kayak sekarang...udah seperti singa betina...galak, nggak mau ngalah seperti ini. Akh nasib deh..." ucap Gandi dalam hatinya yang akhirnya ia juga yang harus mengalah, karena rasa cintanya yang teramat besar pada gadis itu.
"Iya, iya maaf sayang aku yang salah...udah buat kamu cemburu, maaf...sebisanya nggak akan aku ulangi lagi kok...jangan di balas ya..." ucap Gandi yang berusaha membuang perasaan egoisnya demi sang pujaan hati.
"Janji?" ucap Key sembari melirik kearahnya, dan Gandi hanya mengangguk saja saat itu.
"Baiklah...kalau begitu...setelah acara...temani aku renang ya...sudah lama nggak renang...kalau masuk ke air bawaannya keingat kamu terus..." ucap Key yang terlihat melunak.
"Kok bisa masuk air ingat aku terus yang? kenapa?" tanya Gandi yang ingin tahu, sembari ia merapatkan tubuhnya kearah gadis itu lalu meminta satu suapan darinya. Key pun segera memberikan suapan penuh pada kekasihnya.
"Ya karena aku pikir kamu buaya yang...kan kamu yang mutusin aku, tanpa sebab lagi, kalau ingat ya aku marah lah...giman sih..." ucap Key dengan seenak hatinya sendiri. Namun Gandi saat itu malah terbatuk-batuk karena mendengar ucapan dari kekasihnya, kekasih yang baru kembali bersama dengannya setelah sembilan tahun lamanya keduanya berpisah.
"Uhuk-uhuk! yang kalau kamu mau ngebunuh aku tuh kira-kira dong...hah...jangan pakai rayuan begini yang ujung-ujungnya nyekik aku yang..." ucap Gandi dengan meminum air dari gelas yang Key berikan untuknya, dan ternyata didalam gelas tersebut adalah air soda.
"Eh...itu..." ucap Key yang mencoba memberi tahu Gandi bahwa minuman yang ia pegang itu adalah air soda, namun sebelum gadis itu memberi tahu, Gndi sudah terlebih dahulu meminumnya.
"Uhuk!" lagi-lagi Gandi tersedak, hingga ia rasa dadanya sesak. Namun hanya untuk beberapa saat saja, karena Key langsung mengambilkan air kemasan botol yang tidak jauh dari keduanya.