'Wajahnya pucat. Kenapa melihatnya beberapa kali, aku menjadi kasihan,' gerutu Alvaro dalam hati. Alvaro melenggang mendahului langkah Kinan juga Hera. Terdengar hembusan nafas keluar dari bibir wanita cantik itu. Kinan kaget saat lengannya di cubit oleh Hera, membuat dia mengaduh kesakitan. "Aduh!" keluh Kinan menatap sebal ke arah Hera. Namun tersangkanya malah tersenyum menatap Kianan tanpa dosa. "Hei, kenapa malah mencubitku?" tanya Kianan sambil mengelus tangannya. "Kamu tuh, ada CEO tak kasih kode untuk menunduk hormat, malah diam seperti patung," ucap Hera dengan bibir mengerucut. "Biarkan saja. Lagian kita sudah jam pulang. Masa iya suruh nunduk hormat saja," jawab Kinan acuh. Hera hanya menggelengkan kepalanya, saat melihat tingkah Kinan, yang tak seperti biasanya. "Ya, su