HAPPY READING *** “No, Armand,” bisik Amber. Amber menatap mata elang Armand, rahang tegas dan hidungnya yang mancung. Amber menelan ludah ketika jemari Armand menyentuh permukaan kulitnya. Sentuhan itu seakan ada listrik yang mengalir ditubuhnya. Ia seperti seorang pendaki yang paling sulit dan kini jatuh dan ia tidak bisa bernafas beberapa detik. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Armand memberanikan diri menyentuh lengan Amber secara perlahan. Kata “no” dari bibir Amber seolah berlalu begitu saja. Ia tahu bahwa Amber itu seperti seekor kupu-kupu indah yang mungkin, tidak dapat disentuh. Namun ia akan menyentuhnya dengan cinta. “Why?” Armand, sebenarnya ia ingin tahu kehidupan Amber lebih dalam. “I have a fiancé,” ucap Amber pelan, kata-kata itu akhirnya keluar begitu saja.