HAPPY READING *** Medina memandang Dewa dengan berani, ia menatap tatapan mata itu. Ia memejamkan mata sejenak, lalu menutup wajahnya dengan tangan. Ia tidak tahu berkata apa-apa dengan pria ini. Jujur hampir setiap malam ia mimpi terjerembab, basah kuyup oleh hujan. Pada saat itu ia memandang wajah Dewa, pria itu mendekapnya. Ia selalu ingat wajah dan matanya saat menatapnya. Namun ia sanggup jika raga ini memisahkan jarak, namun ia tidak akan sanggup jika menjauhkan mimpinya. Sejujurnya ia menyematkan rindu yang paling dalam bersama pria ini. Ia sanggup menahan diri seperti ini, bukan berarti ia tidak cinta lagi. Hanya terkadang melepaskan lebih baik. Hatinya seketika sesak dan sulit bernafas. Air matanya seketika jatuh dengan sendirinya, dengan cepat ia menepis air mata itu