[ Bagaimana kabarmu? ] Ken mendengus mendengar pertanyaan dari Zio yang saat ini tengah menghubunginya lewat sambungan telepon. Saat ini ia tengah berdiri di balkon kamarnya. Satu tangannya bertumpu railing dan satu tangannya memegangi ponsel agar tetap menempel di telinga. Ia menengadah menatap langit yang sedikit tertutup awan mendung. “Bagaimana kabar paman dan bibi?” Bukannya menjawab pertanyaan Zio, ia justru mengalihkan topik dengan menanyakan kabar paman dan bibinya. [ Seperti yang kau tahu, meski ayah dan ibu semakin tua tapi syukurlah mereka sehat-sehat saja. ] “Jadi kapan kau akan kembali?” [ Kenapa? Merindukanku, eh? ] “A, bukan. Aku khawatir kau menjilat ludahmu sendiri dengan menikah dengan orang sana,” jawab Ken yang kini berbalik dn menyandarkan punggungnya pada raili