Saat membuka matanya, Rhein menemukan dirinya terbaring di sebuah tempat serba putih dengan sebuah jarum infus tertancap ditangan kirinya. Rhein merasa nyeri di perutnya sudah berkurang meski kepalanya masih agak pusing. Rhein menatap sekelilingnya dan tak menemukan seorangpun di sekitarnya. Rhein mencoba bangun dari tidurnya dengan susah payah kemudian duduk bersandar pada kepala tempat tidur. Rhein tak menyadari saat seseorang keluar dari tempat tidur dan menatapnya dengan cemas sekaligus lega melihat Rhein sudah sadar. "Ah, Rhein, kamu sudah bangun?" suara cemas seorang pria membuat Rhein mendongak dan menemukan wajah tampan itu tampak sangat cemas, Keenan! "Maaf, aku lupa kalau di rumah tak ada apa-apa. Aku sungguh kaget saat kamu menelpon tapi tak ada suaranya sama sekali. Aku tak