Penawaran

1465 Words
Sebelum peria bertato tersebut mencium Grace, tiba-tiba saja ada seseorang yang menghajar kedua pria tersebut. Bugh, bugh, bugh, "Siapa kau? Jangan ikut campur b******k!" Umpat pria pria kurus menanatap nyalang kepada pria yang menolong Grace. Ia tidak terima kesenangannya di ganggu. "Kau tidak perlu tau siapa aku! Cepat lepaskan gadis itu! Titah pria tampan tampan tersebut dengan marah dan sorot mata yang tajam. Grace membuka matanya, dan terkejut mendapati pria yang di tabraknya tadilah yang menolongnya sekarang. Pria tampan tersebut Adalah Gevano Mahendra Binson seorang Presdir MBF Group terkenal dingin dan angkuh. Di umurnya yang beranjak 32 tahun sudah banyak prestasinya baik di dalam maupun di luar negeri. "CK, tidak usah munafik! Ini barang punya kami! Enyalah kau dari sini! Usir pria bertato tersebut dengan geram melihat ke arah Gevano. "Akhhhh ... tidak menjaulah, Hiks ...! Ucap Grace sambil menangis. Sungguh ia takut akan dilecehakan oleh kedua pria di depannya ini. BUGH ... BUGH .... Kedua Pria tersebut tersungkur akibat tendangan dan pukulan dari Gevano yang bertubi-tubi. Tiba-tiba saja Pria kurus mengeluarkan sebuah pisau kecil, lalu ia berdiri dan hendak menyerang Gevano. Namun Grace yang melihat itu dengan cepat merebut pisau tersebut hingga mengenai lengan kirinya karena pria tersebut sempat menyerangnya. "Awww ... sstttt" Ringis Grace yang merasa pedih pada lengannya. Gevano yang melihat Grace terluka langsung menendang pria tersebut hingga tersungkur, lalu ia menginjak injak perut pria tersebut hingga pingsan tak sadarkan diri, puas memberikan pelajaran untuk keduanya, Gevano berjalan memdekati Grace. Sementara Grace meringis menahan pedih di tangannya, Ia dapat melihat luka pada tangannya yang sedikit menganga dan banyak mengeluarkan darah, lalu ia merobek ujung dressnya dan menutup luka tersebut. Setelah selesai, Grace melihat Gevano yang sedang menatap ke arahnya. "Tarima kasih Om telah menolongku!" Ucap Grace, kemudian ia hendak pergi meninggalkan Gevano, Namun Gevano dengan cepat mencegatnya. "Kau mau kemana?" Tanya Gevano dingin, lalu ia melirik tangan kiri Grace yang terbalut kain. "Obati dulu lukamu itu, nanti bisa infeksi!" Timpalnya lagi. "Aku mau pergi kerja! Sudahlah ini hanya luka kecil. Terima kasih atas perhatiannya. Permisi!" Ucap Grace berlalu pergi. Bukannya tidak mendengarkan, hanya saja ia merasa lebih baik uangnya untuk membayar hutang dari pada untuk mengobati lukanya yang tidak seberapa, pikir Grace "Sudah saya bilang obati dulu lukamu!" Suara bariton itu menghentikan langkahnya. Grace membalikkan badannya dan menatap pria di depannya dengan heran. "Kau tidak perlu merasa bersalah, ini hanya luka kecil dan aku tidak punya waktu hanya untuk mengobati ini. Karena aku harus bekerja sekarang. Mengerti" Ucap Grace yang muai jengan dengan Gevano yang menurutnya terlalu ikut campur urusannya. Apalagi ia sedang terburu-buru sekarang, ia pun tidak ingin di pesat dari pekerjaanya. Mendengar perkataan Grace membuat Gevanalo mengepalkan tangannya dengan kuat , sehingga terlihat jelas otot dan urat-urat yang menonjol. Sungguh wanita di depannya itu samgat meras kepala. Tanpa menunggu persetujuan Garce, Gevano menarik dengan kasar tangan Grace sehingga membuat gadis itu meringis kesakitan. "Apa yang kau lakukan? Aku tidak punya waktu sekarang, aku harus bekerja! Apa kau tuli?" Ucap Grace dengan kesal. Ia tidak mau di pecat di hari pertama ia bekerja. Grace menghempaskan tangannya dengan kasar, sehingga membuat Gevano merasa geram. Jelas sekali dari wajahnya yang tak bersahabat. "Kenapa kau terburu-buru? Apa kau takut banyak kehilangan pelanggan?" Tanya Gevano dengan senyum mengejek. Namun Grace tidak menjawab. Melihat Grace yang terdiam Gevano kembali tersenyum tipis. Tanpa pria itu tahu, Garce sangat terluka oleh ucapannya yang merendahkan harga diri Grace, Namun ia tidak menanggapinya lebih baik memilih diam. Anggap saja ia tidak memdengarkan kalimat menyakitkan itu dari mulut pria di depannya ini. "Ternyata benar dugaanku, Apa kau sebegitunya membutuhkan uang, hmm?" Tanya Gevano lagi. Kali ini ia memperhatikan raut wajah Grace yang seperti tertekan. Grace yang merasah jengah karena di sudutkan, akhirnya memberanikan diri menatap pria yang sjdah lancang mengklaim dirinya sebagai pel4cur. "Tidak usah Sok tahu!" Jawab Grace ketus. Kemudian Grace membalikan badannya untuk pergi. Percuma saja ia menjelaskan, toh tidak ada gunanya juga hanya akan menambah luka di hatinya. "Berapa hargamu? Aku akan membayarnya sepulu kali lipat dari uang yang kau dapat!" Ucap Gevano dengan raut wajah yang sulit di artikan. Grace menghentikan langkahnya, kedua tangannya terkepal kuat mendengarkan kata yang keluar dari pria asing yang baru di kenalnya itu. "Apa maksud mu, berkata seperti itu" Tanya Grace yang menatap nyalang ke arah Gevano. Ia sudah mulai habis kesabaran menghadapi pria di depannya ini. "Bukankah sudah sangat jelas yang aku bicarakan! Katakan Berapa hargamu? Ucap Gebano dengan seringai di wajahnya. "Kau gila ya!" Bentak Grace yang tersalut emosi. Sungguh ia inhin sekali memotong lidak pria ini yang sudah sangat lancang menawarnya. Gevano tertawa melihat ekspresi Grace yang sedang marah. "Aku hanya mengatakan sekali dan tidak untuk yang kedua kalinya, Nona! Berapa harus ku bayar? Sepuluh, dua puluh atau lima puluh juta?" Tawar Gevano seolah-olah sedang mencibir Grace. Grace tercengang mendengar tawaran gila Gevano, untuk sesat ia terdiam mencerna perkataan pria tampan tersebut. Apakah pria ini serius atau dia hanya bercanda? pertanyaan itu selalu saja berputar di otak Grace. "Apa aku terima saja ya! lagian dari mana aku akan mendapatkan uang seratus juta dalam tiga hari? Ah, ini benar-benar membuatku gila" Kata Grace dalam hati. Melihat Grace yang tak bergeming, Gevano melenggang pergi karena ia pikir gadis itu tidak tertarik dengan penawarannya. "Tunggu!" Ucap Grace. Ia berjalan ke arah Gevano yang menghentikan langkah kakinya. Gevano melihat Grace sudah berada di depannya namun ia tidak mau memulai pembicaraan, menurutnya sudah cukup dengan apa yang di katakan tadi. Ia masih bisa mencari wanita yang lain bahkan yang lebih cantik dari wanita yang di depannya ini. Grace menarik napasnya dalam-dalam lalu di keluarkannya dengan pelan. "Aku mau!" Ucap Grace, sontak Gevano menaikkan satu alis matanya melihat hadis di depannya yang berubah pikiran. "Tapi bukan lima puluh juta, aku maunya seratus juta!" Ucap Grace dengan santai tanpa dosa. "Kau gila ya!" Jawab Gevano. Ia bukannya tidak ada uang, bahkan nominal itu sangat kecil baginya, hanya saja itu tidak sepadan dengan gadis yang disampingnya, itu terlalu berlebihan pikirnya. Grace tertawa renyah, " Apanya yang tidak sepadan? Bahkan itu tidak sebanding dengan apa yang aku tawarkan! Jawab Grace dengan mencibir. Menurutnya itu hanya harga kecil di banding dengan apa yang akan hilang dari hidupnya. "Jangan berlebihan! Wanita sepertimu sangat gampang aku dapat tanpa harus membayar mahal" Ucap Gevano, ia sangat yakin bahwa Grace hanya cewek matre yang biasa memeras pria kaya. Grace merasa terhina oleh ucapan Gevano, ingin rasanya ia mencekik leher pria itu saat ini juga. Namun ia harus berpikir logis, ia akan membuat penawaran yang menarik, ia rela menjual dirinya agar keluarganya terbebas dari hutang Ayahnya dan bisa hidup tenang. Grace menatap manik hazel Gevano dengan lekat. "Apa kau pikir seratus juta terlalu mahal untuk membeli seorang gadis perawan?" Ucap Grace dengan penuh penekanan. "Perawan?" Ulang Gevano sambil mengerutkan dahinya. "Ya, PERAWAN! Apakah seratus juta nilai yang kurang pantas untuk membeli seorang perawan?" Tanya Grace dengan wajah yang sudah memerah. Ia menatap nyalang pria di depannya. Gevano terdiam, "Apa benar gadis ini masih perawan?" Batin Gevano yang masih meragukan Grace yang notabene nya gadis malam pikir Gevano. "Aku rasa kau tidak tertarik dengan penawaranku, mungkin kau lebih suka barang yang bekas, Om!" Cibir Grace. "Kalau begitu aku pergi! Permisi! Ucap Garce yang tidak ingin berlama lagi, hanya akan membuang waktunua sia-sia. "Oke! Tapi terlebih dahulu obati dulu lukamu itu!" Titah Gevano, ia sungguh heran melihat gadis di depannya yang tidak merasakan sakit sama sekali. "Tidak, selesaikan dulu kesepakatan kita!" Tolak Grace tegas, menurutnya semakin cepat semakin baik. "Aku akan membayarmu tiga ratus juta tapi dengan syarat kau masih perawan dan kau harus selalu bersedia melayaniku dan menurut dengan semua perkataanku." Ucap Gevano tegas dan penuh penekanan. Rahang Grace hampir terjatuh mendengar penawaran gila dari Gevano. Namun detik kemudian ia kembali memasang ekspresi datar. "Sampai kapan?" Tanya Grace, ia sangat yakin pria di depannya pastinya tidak mau rugi. "Sampai aku tidak membutuhkanmu lagi" Jawab Gevano santai tanpa dosa. "Anda gila ya, tidak mungkin selamanya aku melayanimu, dasar Om-om gila!" Umpat Grace dengan kesal. "Sampai aku menikah! Kurang lebih enam bulan lagi" Jawab Gevano menatap me arah wajah cantik Grace. "Oke" Jawab Grace cepat "Tapi kau harus menikahi aku terlebih dahulu, aku tidak mau berbuat zina dalam waktu yang lama" Ucap Grace. "Apa maksudmu? Kau jangan terlalu percaya diri hanya karena aku membayar bukan berarti aku juga harus menuruti ide konyol mu itu" Ucap Gevano. Ia tidak mungkin mengkhianati tunangan. "Apa salahnya kalau kita menikah siri, toh kalaupun berhubungan kita tidak akan berdosa. Dan kau tenang saja aku tidak akan menuntut apapun darimu, uang tiga ratus juta itu sudah cukup untukku. Kau tidak perlu bertanggung jawab apapun terhadapku. Aku juga tidak akan meminta nafkah lahir padamu. Jika suatu hari kau mau menikah atau tidak membutuhkanku ku lagi, cukup kau talak aku maka aku akan pergi menjauh dan tidak akan menampakkan diri padamu! Bagaimana? Tawar Grace. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD