SAH!

1500 Words
Gevano terdiam mendengar ucapan Grace, Namun akal sehatnya masih berjalan. Ia tidak mungkin melakukan ide gila tersebut. "Lama sekali mikirnya, Ck! Aku aku pergi dulu, Om" Ucap Grace dengan raut wajah kesal. "Tunggu, Kau mau kemana? Ck, tidak sopan sekali gadis ini" Gerutu Gevano yang jengah dengan sikap bar-bar Grace. "Apa lagi sih, Om? Aku mau bekerja, lalu ke rumah sakit buat daftarin ginjal bagi yang membutuhkan" Ucap gadis itu enteng. Gevano menganga mendengar perkataan Garace, "Untuk apa kau mendaftarkan ginjal? Jangan bilanga- " "Iya, aku mau menjual satu ginjalku, itu lebih baik dari pada mendapatkan uang dari hasil menjual diri, setidaknya aku tidak berzina!" Ucap Grace tegas. Gevano terhenyak mendengar ucapan Grace, jika dipikir-pikir ada benarnya juga, ia juga bisa kapanpun dan dimanapun berhubungan tanpa dihantui rasa ketakutan, terlebih lagi mereka juga tidak akan berdosa jika berhubungan badan. "Oke-oke, aku setuju!" Ucap Gevano final. "Cepat kemasi barang-barangmu sekarang, kita akan menikah malam ini juga" Ucap Gevano sunguh-sungguh. "Ha, malam ini? Secepat itukah?" Ucap Grace dengan Raut wajah terkejutnya. Bahkan mulutnya sampai menganga tidak percaya. "Cepatlah! Atau kau mau aku berubah pikiran?" Ucap Gevano tegas. "Tidak-tidak! Aku mengambil tas dulu! Tunggu disini sebentar" Ucap Grace lalu beranjak pergi. Setelah selesai, Gevano membawa Grace kerumahnya, disana sudah ada Jaka asisten Gevano yang mengurus segala kebutuhan pernikahan sirinya. Jaka juga sudah mendatangkan seorang Ustad dan para saksi. * "SAH ... SAH ..." Ucap para saksi bersahutan. Ustad pun mulai membacakan beberapa doa, lalu menyuruh kedua orang yang baru menjadi suami istri itu untuk saling menghadap. Garce meraih tahan Gevano lalu menciumnya, begitupun dengan Gevano yang membubuhkan kecupan di kening istrinya. Sekarang status mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri secara sah di mata agama. Setelah acara selesai, Gevano mengajak Grace untuk bulan madu di hotel bintang lima. Ia juga ingin merasakan malam pertama berhubungan sepanjang sejarah kehidupan nya. Flash back off Setelah selesai membersihkan diri dari sisa pergulatan panas mereka, Gevano mengajak Grace untuk menikmati makan malam di restoran hotel berbintang lima tersebut. "Sudah siap?" Tanya Gevano ia melirik Grace yang sama sekali tidak bergeming. "Sudah Om" Jawab Grace singkat, jujur tubuhnya merasa remuk setelah di gempur oleh pria yang baru saja meminangnya itu. "Ayo jalan!" Titah Gevano yang jalan terlebih dahulu meninggalkan Grace di belakang. Mau tidak mau Grace mengikuti perintah Gevano, namun saat bersidiri ia merasakan sakit lada inti tubuhnya. "Aww ... Sssttt" Grace meringis kesakitan, lalu merapatkan kedua kakinya. Gevano berhenti lalu membalikkan badannya menghadap Grace. "Ada apa?" Tanya Gevano tanpa rasa bersalah. "Ah, tidak apa-apa, Om!" Jawab Grace dengan senyum terpaksa. Gadis itu memaksakan diri untuk berjalan pelan-pelan. Melihat cara berjalan Grace, membuat Gevano tersenyum tipis nyaris tidak terlihat. Ia bahkan lupa kalau dirinyalah yang menjadi penyebabnya karena sudah menggempur Grace habis-habisan. Gevano mendekati Grace, lalu memapahnya pelan-pelan "Sini aku bantu! Pelan-pelan saja jalannya! Titah Gevano yang di angguki oleh Grace. Sepuluh menit kemudian mereka sampai di restoran yang telah di resevarsi oleh asisten Gevano sebelumnya, ia benar-benar membuat makan malam yang romantis di hari ia melepaskan perjakanya. "Waw ... Cantiknya! Om tempat ini indah sekali! Ucapa Grace yang tak henti-hentinya mengagumi tempat itu. "Pasti mahal" Cicit Grace yang masih bisa di dengar oleh Gevano. "Jangan norak!" Ucap Gevano yang mematahkan semangat Grace. Gadis itu mengerucutkan bibirnya, menurut gadis itu suami barunya terlalu tegang dan tidak asik. "Cepatlah makan, saya sudah lapar sekali!" Gevano mulai mengambil makanan yang ia sukai. Grace pun tidak tinggal diam, ia juga mengambil makanan yang di rasanya cukup enak meski ia tidak tahu menu yang di ambilnya. Hidangan yang dipesan Gevano adalah makanan jepang, pria tampan itu sangatlah menggilai masakan dari tanah sakura tersebut. Selesai makan, Gevano mengajak Grace untuk jalan-jalan menikmati ibu kota. Entahlah ia juga bingung untuk apa ia mengajak wanita yang baru saja menjadi istrinya itu jalan-jalan. "Om kita mau kemana? Kenapa dari tadi hanya putar-putar saja?" Tanya Grace, ia melirik Gevano yang tanpa ekspresi. "Sudahlah, jangan banyak tanya! Nikmati saja perjalannya" Jawab Gevano dingin tanpa menkleh ke arah lawan bicaranya. Tidak lama kemudian, mobil yang di kendarai Gevano menepi di sebuah yang cukup sepi. Tanpa babibu Grace segera keluar dan berlari ke arah pantai. Sungguh hatinya sangat bahagia saat ini saat melihat tempat favoritnya. "Ck, tadi mengeluh. Sekarang lihatlah siapa yang paling senang! Cibir Gevano kepada Grace yang sama-sama sudah berada di tepi laut. Grace tersenyum menanggapinya, lalu dengan usilnya mencium bibir Gevano sekilas, kemudian ia memercikkan air laut ke wajah Gevano. "Ahaahaha Rasain, Enakkan Om, mandi malam-malam?" Ucap Grace sambil menjulurkan lidahnya, lalu ia berlari kearah air laut. "GRACEEEEEEE, awas saja, akan aku hukum kamu malam ini" Teriak Gevano berusaha mengejar gadis itu. Grap ... Gevano memeluk Grace dari belakang, kemudian menghempaskan gadis itu kedalam air. "Om ..."Teriak Grace dengan wajah kesal Akhirnya mereka kembali melakukan aksi kejar-kejaran. Setelah tertangkap mata keduanya saling bertemu, terdapat percikan hasrat yang siap menggebu. Detik kemudian Gevano memegut bibir seksi Grace, ia melumat secara rakus bibir manis itu.. Grace secara reflek mengalungkan kedua tangannya di leher Gevano. Alunan merdu suara ombak seakan menjadi melodi penyatuan mereka malam ini. "Aahhhh" Desah Grace saat Gevano melumat habis dua benda kenyal itu. Satu tangannya menyusup di balik rok yang di gunakan oleh Grace. "Ohh ... Mmmppttt" Mendes4hlah sayang ucap Gevano di sela ciumannya. Puas memainkan benda kenyal tersebut Gevano kembali menyapu ceruk leher Grace dan menggigitnya dengan ganas membuat Grace mendes4h tidak karuan. Tidak lupa pula Gevano meninggalkan jejak cinta disana. Gevano menggendong Grace ala Bridal Style, lalu memagut kembali bibir ranum tersebut dengan melangkahkan kaki kekuar dari dalam laut menuju dalam mobil. Sesampainya di mobil, Gevano membuka semua pakaian yang melekat pada tubuhnya dan juga membantu Grace melepaskan pakaiannya. Setelah itu mereka berciuman kembali. Gevano melebarkan kedua pah4 Grace, lalu merendahkan kepalanya, detik kemudin ia melahap bongkahan surga tersebut. Sungguh tubuh Grace adalah candunya saat ini juga. Gevano masih kesusahan saat akan memasukan benda pusakannya untuk yang kedua kalinya. Bahkan saat memasuki untuk yang kedua kalinya, gevano masih membutuhkan sedikit tenaga agar sang empu tidak terlalu kesakitan. "Aakkhhhhh, Ssstttt..." Grace merintih kesakitan kala Gevano memaksa masuk lagi. "Masih sakit? Tanya Gevano lembut. Grace menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Lalu Gevano mencium lembut bibir ranum itu. "Ahhhh" Desahan pertama keluar dari bibir Grace. Ia sungguh menikmati apa yang di lakukan Gevano kepadanya. Keduanya hanyut dalam gelora asmara, mereka pun sudah tidak canggung satu sama lain, dan mereka pun juga tidak takut jika memang ada yang memergokinya, karena memang mereka sudah sah di mata agama. Tidak lama kemudian Grace mendapatkan pelepasan pertamanya degan napas naik turun dan kakinya bergetar. Dua jam kemudian barulah mereka menghentikan permainannya. Sepasang suami istri tersebut terkapar lemah di dalam mobilnya. Gevano menghujam Grace berkali-kali tanpa ampun hingga gadis itu merintih minta ampun, namun Gevano tidak mengiraukannya yang ada di pikiranya adalah menuju puncak kenikmatan berkali-kali. Selesai berpakaian Gevano memboyong Grace untuk pulang kembali kerumahnya dini hari. Grace yang terkulai lemas tertidur di dalam mobil sampai saat tiba di depan rumah Gevano. Karena tidak tega melihat istri kecilnya kelelahan Gevano membopong tubuh mungil tersebut kedalam kamar. Ia juga membantu mengganti pakaian istrinya tanpa terganggu sama sekali. Setelah selesai Gevano membersihkan tubuhnya lalu berbaring disebelah Grace menyusul ke alam mimpi. * Esok paginya , Garce terbangun dengan badan yang terasa remuk sekali. Ia juga mendapati sepasang tangan kekar yang memeluk tubuhnya. Perlahan ia bergerak dan menyingkirkan tangan Gevano dari perutnya, namun Gevano semakin mempererat pelukannya. "Biarkan begini dulu! Aku masih ingin memelukmu!" Ucap Gevano dengan suara seraknya khas orang bangun tidur. "Tapi aku mau mandi, Om! Badanku lengket semua!" Rengkek Grace, dengan berat hati Gevano melepaskan pelukannya. Namun ia juga ikut berdiri kekamar mandi. Dan terjadilah hal yang sangat di inginkan Gevano. Grace hanya bisa pasrah saat suaminya memintah jatah lagi dan lagi. ***** Hari ini Garce menghubungi Tuan Sapar, seperti perjanjiannya dengan Gevano. Pria itu membayar Grace dengan jumlah uang tiga ratus juta rupiah. "Ini uangnya, Tuan! Saya harap kita tidak akan bertemu lagi! Tolong bukti perlunasannya, saya tidak mau ada drama di kemudian hari." Ucap Garce to the point. "Ck, sombong sekali kau, Nona! Asalkan kau tahu aku tidak sepicik itu! Ucap Sapar tegas. Setelah mendapatkan bukti perlunasan tersebut Grace segera meninggalkan tempat tersebut. Sebelum pulang, Grace membelikan beberapa makanan dan buah untuk Ibu dan adiknya di rumah. Tidak lupa pula Gadis cantik itu membelikan sebuah kalung indah untuk ibu dan Lucy. Selesai berbelanja, Grace memesan taksi untuk pulang. "Wah indah sekali, Kak! Ucap Lusy denga mata yang sudah melebar menatap kalung pemberian Grace. "Kamu suka?" Tanya Grace mepada adiknya. "Suka bangat kak, sumpah ini cantik sekali." Gumam Lusy menatap lekat kalung di tangannya. "Ini buat Ibu!" Grace memakaikan kalung itu pada leher ibunya. "Terima kasih, Nak!" Ucap bu Winda. Setelah memberikan kalung, Grace menyuruh ibu dan adiknya untuk makan. Sedangkan ia sendiri sibuk menyusun buah dan makanan lainnya di kulkas. Setelah selesai, Grace memasukan beberpa helai bajunya ke dalam tas. Sebab Gevano menyuruhnya pindah saat ini juga. Setelah selesai, Grace keluar sambil membawa tas di tangannya. "Grace, kamu mau kemana? Kenapa membawa tas sebesar itu? Tanya Bu Winda dengan penuh selidik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD