“Kau harus tahu, kalau aku begitu hanya kepadamu seorang saja! Harus kuakui, kalau kamu itu mempunyai sesuatu yang membuatku harus mendapatkanmu!” ucap Tabah pelan. “Hmm, aku tahu apa yang ingin kau ingin kau dapatkan! Tubuhku, bukan? Kau begitu menginginkannya, sampai kau menjadi terobsesi.” Clara melirik Tabah. Tabah menoleh ke arah Clara, ia hanya diam saja, karena dirinya tidak mempunyai jawaban untuk apa yang dikatakan oleh Clara. Tanpa terasa, karena asyik berbincang keduanya tidak menyadari, kalau mereka sudah sampai di masjid yang sedang dalam tahap finishing. “Selamat siang, Bos!” sapa pria yang menjadi mandor proyek tersebut seraya mengulurkan tangannya, “Selamat pagi!” Tabah menerima jabatan tangan tersebut. Ia menyadari, kalau mandor proyeknya melirik ke arah Clara berula