“Apa katamu!” Tabah memicingkan mata ke arah Clara. Raut wajahnya menyiratkan amarah. Rahangnya mengeras, giginya bahkan bergemeletakkan. “Tentu saja kami berbeda! Tidakkah kau bisa melihatnya? Ataukah kau menutup mata untukku!” Suara Tabah terdengar merajuk. Clara merasa heran mendengarnya. Ia mengerutkan kening ke arah Tabah dengan singkat ia mengatakan untuk apa memperhatikan dirinya, karena mereka tidak memiliki hubungan. Setelah mengatakan hal itu Clara berjalan kembali. Ia tidak mau menjadi lemah akan bujukan terselubung Tabah. Sebelum tangan Clara berhasil membuka pintu. Tangan Tabah menahan tangan Clara mencegahnnya keluar dari ruangan tersebut. “Aku yang akan mengantarkanmu kepada Rudi! Aku perlu memberikan beberapa peringatan kepadanya!” Tegas Tabah. Sontak saja Clara membe