Motif

1192 Words

Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum. Membuat mas Haikal mengerucutkan bibirnya, seperti Pasya kalau sedang merajuk. “Belum saatnya kalau cium bibir, Mas. Untuk sementara waktu aku mencium kening dan pipi kamu saja. Selebihnya nanti kalau kita sudah rujuk dan sah kembali sebagai pasangan suami istri, ok,” ucapku dengan senyuman. “Ck, sebentar saja kenapa sih. Kamu juga tadi yang memancing aku. Gilirannya aku minta cium bibir langsung ditolak. Kamu sengaja ya kerjai aku tadi, Manda?” katanya yang membuat aku tertawa geli karena merajuk seperti anak kecil. “Bukan, Mas. Aku nggak kerjai kamu tadi. Kalau yang tadi itu refleks saja aku lakukan, sebagai wujud rasa senang karena kondisi kamu cukup baik,” sahutku masih dengan tawa yang mengembang. “Alasan.” Mas Haikal berkata sambil mence

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD