When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pov Penulis. Setibanya di rumah, Retno mengajak Siska untuk berbincang. Saat ini hanya mereka berdua yang berbincang, karena suami Retno sedang ada urusan ke luar kota. “Sis, jelaskan sama Mama, kenapa kamu mau jualan mpek-mpek? Sama si Amanda lagi. Kamu tahu kan kalau perempuan itu yang merebut Haikal dari Meta,” ucap Retno ketus. Siska memilin jemarinya dan menatap Retno dengan takut-takut. Dia berusaha menenangkan hatinya sebelum bicara dengan ibu mertuanya. “Ma, saat ini pesangon Melvin telah menipis. Terapi yang harus dilakukan Reno membutuhkan biaya yang cukup besar. Belum lagi kondisi Reno yang lemah. Sedikit-sedikit terserang sakit. Mama tahu sendiri kan kalau obatnya Reno cukup mahal juga,” sahut Siska lirih. “Tapi, Mama masih bisa bantu kamu, Siska. Sebentar lagi rumah Meta