bc

Jodohku Ternyata Pembuliku

book_age16+
558
FOLLOW
4.3K
READ
love-triangle
HE
goodgirl
boss
drama
bxg
office/work place
enimies to lovers
musclebear
like
intro-logo
Blurb

Sandra merasa sudah sangat nyaman dengan kekasihnya Dika yang walaupun orang bilang toxic, tiba-tiba saja ia dijodohkan dengan orang lain.

Bagaimana mungkin ia bisa menerima itu, terlebih si pria yang dijodohkan dengannya adalah Farel yang merupakan dalang pembulian yang ia rasakan ketika SMA yang membuatnya sangat ingin melupakan memori masa sekolahnya? Namun ia butuh Farel demi bisa mempertahankan hubungannya dengan Dika.

Semuanya semakin runyam ketika mendadak pria yang begitu ia cintai terbukti mengkhianatinya bahkan sampai meninggalkan bayi hasil pengkhianatannya pada Sandra yang jangankan bayi hasil pengkhianatan, melihat anak kecil saja dia tidak suka.

"Kalau udah gini, aku ga bisa bantu lebih jauh." Ucap Farel tak habis pikir dengan apa yang ia lihat di depan matanya.

"Rel, lo udah setuju dari awal bantu gue! Lo bilang mau balas kejahatan lo di masa lalu ke gue!? Gue akan lupain dan ga akan pernah bahas kejahatan lo lagi, sumpah!"

"Tapi ga gini juga Sandra! Ini masalah masa depan anak manusia. Ini ga main-main! Aku tidak mau terseret lebih jauh."

"Yaudah, bayinya gue buang aja."

"Sandra!?"

chap-preview
Free preview
Wedding Reception
"Saaaaan, yuk buruan!" Teriak seorang wanita berumur lima puluhan dari halaman rumah dengan keras sebelum masuk ke dalam mobil. "Duh ini si Sandra ngapain sih lama banget?" lanjut lelaki yang ada di dalam mobil tepatnya di bangku kemudi. "Emang anaknya kebiasaan banget suka lelet." "Ih apaan sih mam ribut banget, ini juga orang udah siap," akhirnya seorang wanita berusia dua puluhan dengan rambut pendek menggunakan gaun bernuansa cokelat muda datang sambil menenteng sepatu yang belum dipakainya. "Udah siap apanya? Itu sepatunya juga belum dipakai," omel mama melihat anak gadisnya sekaligus bungsu dalam keluarga mereka. "Ini dipakai di dalam mobil, ayuk buruan," Sandra langsung menerobos masuk ke dalam mobil mendahului mamanya yang hanya bisa geleng kepala kemudian ikut masuk ke dalam mobil yaitu di bangku depan. "Lagian mama papa kenapa sih pada buru-buru banget? Acara kondangan doang udah kaya yang mau ikut ujian nasional," ujar Sandra dari bangku belakang mulai memasang sepatu dan menyelesaikan make up nya. "Ya kan ga enak kalau sebentar doang kita disana, mereka masih bagian keluarga kita. Saudara jauh gitu." jelas mama pada Sandra. "Sejak awal aku udah bilang ga niat buat ikut padahal, malah tetep dipaksa." nada suara Sandra masih menampakkan kalau ia masih tidak niat untuk ikut ke acara resepsi pernikahan yang bahkan ia tidak tahu jelas siapa yang menikah. "Kamu di rumah lagi ga ngapa-ngapain, lebih baik kamu ikut sekalian ketemu keluarga kita yang lain. Lagian mas nya kamu juga ga bisa ikut." "Coba aja Mas Gilang yang di rumah, kalau dia bilang ga mau pasti mama dan papa bakal biarin aja ga maksa." "Soalnya mas kamu kalau nolak jelas alasannya, lah kamu kan enggak," itu adalah jawaban papa yang santai mengendarai mobil menembus jalanan. "Iyain deh, kan Mas Gilang si paling spesial." jawab Sandra cuek sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi lalu memainkan handphonenya. "Yah, padahal harusnya bisa jalan sama Dika," Sandra bicara sendiri dengan nada kecewa sambil terus sibuk dengan handphonenya. "Kamu masih sama Dika?" mama langsung menoleh ke belakang dengan wajah kaget. "Ya iyalah, kenapa engga?" "Kan mama udah bilang kalau kamu jangan jalan lagi sama dia." "Kenapa sih? Orang udah nyaman, dia kan juga ga pernah aneh-aneh." "Dika itu nggak baik anaknya." "Alah, pasti mama nggak suka cuma karena dia nggak sekaya keluarga kita ya?" "Bukan gitu, mama nggak pernah ya permasalahin kaya atau enggak nya orang. Tapi Dika itu memang mama nggak suka sama sikapnya. Lihat aja deh waktu dia ke rumah, dia cuma peduli sama kamu, nggak mau tuh ngobrol sama yang lain." entah sudah ke berapa kalinya mama coba menyadarkan sang putri mengenai hubungannya yang tidak mereka restui selaku orang tua. "Yaiyalah, soalnya dia tahu kalau orang rumah ga ada yang suka sama dia. Ngapain coba deketin orang yang jelas-jelas nggak suka sama dia." Sandra terus mempunyai jawaban untuk membela sang kekasih. "Udah lah ma, Sandra ini emang keras kepala banget ga bisa dibilangin. Bahkan ga cuma kita, tapi yang lain pun yang udah kenal duluan sama Dika juga bilang kalau dia bukan laki-laki yang baik." papa yang sejak tadi hanya menyimak akhirnya angkat bicara agar sang isteri tidak buang-buang tenaga coba bicara dengan Sandra. "Orang cuma bisa ngomong, padahal kan yang kenal banget sama Dika itu aku, aku juga yang ngejalanin hubungan, dan aku ngerasa baik-baik aja tuh, ga ada yang salah." "Yaudahlah terserah kamu, capek kita ngomong sama kamu." * Akhirnya kini Sandra dan kedua orang tuanya sudah sampai di tempat acara resepsi pernikahan yang bisa dikatakan ramai. Ia duduk sendirian sambil meminum minuman miliknya sedangkan kedua orang tuanya entah berada dimana. "Sumpah deh, mendingan jalan sama Dika dibanding disini. Mana harus nyapa para tante, om, ponakan segala macam yang aku nggak ingat mereka siapa pula." omel Sandra yang dibuat semakin tidak betah karena ditinggal sendirian seperti anak hilang. Dengan tatapan tak bersemangat Sandra memperhatikan sekitar, hingga tatapan nya berhenti pada satu orang yang membuatnya kaget bukan main, bahkan napasnya langsung terasa tercekat melihat sosok yang ada di antara keramaian tengah asik mengobrol sambil tertawa. "Siall, bukankah itu si brengseek? Kenapa aku bisa bertemu lagi dengannya setelah sekian lama? Kenapa dia disini!?" Sandra menatap tidak percaya sampai tanpa sengaja pria yang tengah Sandra perhatikan itu juga melihat ke arahnya yang membuatnya langsung panik bukan main. Bahkan tanpa pikir panjang, Sandra langsung berdiri dan kabur ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi, Sandra terlihat berjalan mondar mandir sambil menggigiti kuku ibu jarinya terlihat panik. "Okey, tenang Sandra tenang, kenapa aku harus takut dan cemas? Tidak, dia tidak akan melakukan apapun padaku kan? Dia tidak melihatku bukan? Dia tidak mengenaliku bukan?" Sandra menghentikan langkah kakinya untuk bolak-balik dan kini berdiri di depan cermin menunjuk dan memperhatikan dirinya secara seksama, "tenang Sandra, dia tidak melihatmu." Setelah merasa lebih baik dan tenang, Sandra memutuskan untuk kembali ke acara karena baru saja mamanya menelpon menanyai keberadaannya dan menyuruhnya segera kembali untuk menemui mereka. "Mama sama papa dimana sih?" Sandra yang sudah kembali masuk ke dalam keramaian mengedarkan pandangannya ke seluruh acara pesta coba mencari keberadaan orang tuanya. "Nah itu mereka," dengan langkah agak berlari Sandra mendatangi orang tuanya yang sedang mengobrol dengan seseorang. "Ah, akhirnya kamu kesini, kenalin San, ini Bu Dira, temannya mama sama papa." mama langsung menyuruh Sandra untuk berkenalan dengan seorang wanita yang tadi mengobrol dengannya. Walau masih bingung, Sandra langsung menyapa dengan senyuman lalu bersalaman dengan sopan, bagaimanapun Sandra adalah orang yang diajarkan untuk hormat pada orang lain terutama orang tua. "Sandra, tante," Sandra memperkenalkan dirinya setelah bersalaman. Bu Dira tersenyum memperhatikan Sandra, "cantik ya." Mendengar pujian itu Sandra tersenyum malu, "makasih tante, tante juga cantik." Kalimat terakhir dari Sandra bukan cuma basa-basi belaka, nyatanya sosok ibu ibu di depannya itu tergolong sangat cantik untuk wanita seumurannya. "Sandra nya udah kesini, anaknya Bu Dira mana nih?" tanya mama Sandra pada Bu Dira. "Eh iya bentar, tadi dia lagi ngobrol sama temannya. Tapi mungkin aja Sandra udah kenal." Sandra yang mendengar itu mengerutkan dahinya sambil melirik mamanya dengan tatapan penuh tanda tanya. "Jadi Bu Dira ini punya anak San, kayaknya sih dulu pernah satu sekolah sama kamu waktu SMA. Tadi kita sempat ngobrol tentang kalian," jelas sang mama sambil tersenyum. "Siapa??" "Namanya Farel, Farel Nanda Kaili, apa kamu tahu?" itu adalah jawaban Bu Dira yang sepertinya berharap sekali kalau Sandra mengenal anaknya. Mata Sandra langsung membelalak kaget hingga tergagap, "Fff.., fa Farel??"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
205.0K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
146.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.9K
bc

TERNODA

read
191.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook