Aku merasakan ponsel di dalam tasku bergetar. Awalnya hendak aku abaikan, tapi karena getarnya panjang jadi aku memutuskan untuk meraih ponsel tersebut. Saat yang tampil di layar hanya deretan nomor baru aku memutuskan untuk tidak menerima panggilan telepon telepon tersebut. Begitu panggilan telepon berakhir ada pemberitahuan pesan menyusul masuk. Dengan tergesa aku segera menghubungi kembali nomor baru itu ketika membaca deretan pesan yang baru saja aku buka.
“Nisrina? Kamu di mana sekarang?” tanyaku setelah panggilan teleponku diterima.
“Hay, Mbak Monica. Maaf, aku baru sempat menghubungi. Beberapa minggu ini disibukkan lagi perjalanan dinas luar kota. Gimana, Mbak? Ada yang bisa aku bantu?”
“Kamu ada waktu? Aku mau ketemu kamu. Ada yang mau aku bicarakan.”
“Soal apa, ya, Mbak?”
