"Last night, maaaan!" Ia melotot. Axel terbahak. Axel tentu tahu makna pelototan itu. Arsen masih marah soal malam itu. Axel geleng-geleng kepala. "Hamili saja Narsha. Maka urusan ini akan beres." "Mau ditonjok lagi?" Axel kembali terbahak. Tentu saja langsung mundur. Arsen sering lepas kontrol akhir-akhir ini. Ia bisa saja menonjoknya bukan? Salah satu asistennya segera datang begitu melihatnya agak ambruk. Arsen sedang stres karena diabaikan Narsha akhir-akhir ini. Ya mana urusan masih ada dua minggu lagi. Rasanya bagai neraka. "Apa sebaiknya kita pulang, pak?" Ia menolak. "Gak apa-apa." Ia masih ingin di sini meski tahu kalau susah mengontrol diri. Ya namanya juga Arsen. Axel memberikan banyak wejangan untuk menarik Narsha. Ya biar segera menikah. Menurutnya, Arsen terlalu la