Riuh histeris mulai kembali terdengar saat isabel kembali diantar oleh calvino,gadis'gadis seusianya seakan sangat mengagumi sosok calvino,pria tampan sejuta pesona dengan aset kekayaan yang tidak bisa diragukan lagu,hamword high scool. Bukanlah tempat para kalangan menengah bawah namun anak pengusaha bahkan penguasa semua berkumpul dan bersekolah ditempat tersebut,bukti jika bukan hanya prestasi yang dibutuhkan disekolah tersebut namun kantong tebalpun harus memenuhi kriteria agar dapat masuk kesekolah ternama itu.
Entah apa yang sahabat'sahabatnya lihat dan fikirkan,kenapa mereka selalu histeris jika sudah melihat daddynya apa kelebihannya dan isabel benci itu. Mereka seakan memuja dan ingin sekali menerkam daddy sugarnya. Inilah alasan kenapa isabel selalu menolak jika calvino ingin mengantarnya kesekolah.
"Ingat kau harus memprioritaskan studymu...dan dad tidak akan segan'segan mengeluarkan pria yang berusaha menggodamu..."
Isabel memutar bola matanya jengah mendengar penuturan calvino yang seakan diulang'ulang"ayolah dad....aku sudah dewasa kenapa kau masih saja menganggapku bayi..."
Calvino terkekeh pelan sembari menangkup kedua pipi merona isabel"karen dad tidak mau terjadi apa'apa denganmu....kau paham..."
"Yes...dad...dan bisakah aku sekarang masuk kedalam ruang studyku..?"
"Baiklah..."calvino mengecup singkat kening isabel sebelum ia melangkah pergi meninggalkan putrinya.
Dengan malasnya isabel masuk kedalam ruangannya dan seperti yang ia duga,para sahabatnya mulai bergerombol dan bergosip"kenapa kau menatapku seperti itu ...??"
Amanda terkekeh geli sembari menghampiri isabel,sahabatnya yang super duper sinis bahkan tergolong sadis"tidakkah kau tau betapa tampannya daddy sugarmu..??"
"Ya...aku tau..lalu..??"isabel masih mengabaikan amanda sembari meletakkan tas sekolahnya dan merapikan tempat duduknya.
"Aku sangat menyukainya..."ucap amanda dengan nada centilya namun hanya dibalas cibiran oleh isabel.
"Hei...babe...bagaimana jika kita pergi makan sebelum kau dijemput oleh daddy sugarmu itu?"jordan mulai kembali merayu isabel,ia tau jika kasih sayang calvino tidak seperti ayah yang benar'benar menyayangi anaknya,ia beranggapan jika didalam kemarahan calvino ada sepercik rasa kecemburuan. Jordan bukanlah pria baik'baik,ia sangat tau perbedaan atara marah karena sayang atau karena cemburu namun jordan memilih mengabaikan itu,ia berusaha kembali merayu isabel. Rasa penasaranlah yang membuat jordan mendekati isabel. Wanita yang sangat berbeda,wanita yang sangat lembut dan juga cantik membuat jordan ingin memiliki dirinya sepenuhnya. Melihat kecemasan diraut wajah isabel jordan kembali bertanya"ada apa denganmu babe..?"
"Aku tidak ingin dad kembali memarahiku jordan..."
Jordan tersenyum mengejek sembari menegakkan tubuhnya yang semula bersandar dimobil mewahnya"ayolah...babe..!!kau sudah dewasa dan sudah seharusnya kau mempunyai prinsip sendiri...!!biarkan dia marah...semarah'marahnya orang tua pasti dia akan memaafkan anaknya..."
"Dad berbeda..."
"Aku benar'benar ragu jika dia benar ayahmu..."jordan mendekati isabel lalu memeluknya tidak lupa dengan senyum mengejeknya.
Namun tubuh jordan tiba'tiba terhuyun kebelakang saat tangan kokoh mulai menarik dan melempar tubuhnya begitu saja,bibir jordan seakan tercekat saat melihat siapa yang tengah berdiri didepannya dengan mata yang berapi'api,terlihat jelas kemarahan diraut wajahnya.
"Beraninya kau menyentuh putriku..."
Meski tengah dilanda ketakutan jordan tetaplah jordan,pria yang penuh dengan ambisi dan keegoisan tinggi,ia tidak mau dipandang lemah,meski tertatih ia berusaha mendekati calvino"karena dia pacarku paman ..."
"Beraninya kau..."calvino menarik krah jordan"dengarkan aku...jika kau berani menyentuh anakku...aku tidak akan segan'segan menghancurkanmu dan juga keluargamu .."
Kekehan kecil terdengar dari bibir jordan"ayah..yang tengah cemburu buta...??bukankah begitu paman calvino..."jordan mendorong tubuh calvino lalu merapikan kembali krah kemejanya"jangan pernah mengancamku...karena aku tidak pernah takut denganmu pria tua...!!"sebelum memandang isabel yang tengah ketakutan jordan melirik sinis kearah calvino"aku meragukan jika kau ayahnya..."
"Jaga ucapanmu bocah...!!bukankah wajah jika seorang ayah kawatir akan pergaulannya..."teriak calvino tidak terima,benarkah demikian?
"Sudahlah dad..."isabel segera menarik tangan ayahnya mengajaknya untuk pulang tanpa memperdulikan tatapan kesal jordan.
Lihat saja...aku akan membuktikan siapa kau sebenarnya calvino...
"Ah....siallll...."teriak jordan dengan segala kekesalannya karena lagi'lagi rencannya gagal karena ulah calvino.
Bersambung....