Sena menghembuskan nafasnya kasar, keringat mengucur deras di dahi perempuan berambut merah tersebut. “Huh, ini rumah atau hotel sih? Apa kamu tidak menyediakan lift?” tanya Sena yang tampak kesal dengan rumah yang ia anggap sangat membuatnya tersiksa. Untuk sampai di kamar tamu saja harus melewati beberapa tangga menukik yang didesain sedemikian rupa untuk menyiksa seseorang sepertinya. Tika tertawa terpingkal-pingkal, sepertinya Sena tidak memperhatikan tangga tersebut dengan jeli. Tika pun menekan tombol remote tersebut dengan santai membuat Sena terbelalak. “Ini memang di desain agar orang sulit untuk naik ke lantai atas dan hanya yang punya rumah yang bisa mengendalikan ini, tapi tadi setelahaku lihat kamu udah terlanjur naik di tangga tersebut sudah lumayan jauh juga ya udah aku j