"Hi Adrian, how are you? This is Mr. Rudi Hartanto, I hope you are always healthy. I have something important to say," ucap Bapak Panglima TNI.
(Halo Adrian, kau apa kabar? Ini saya Bapak Rudi Hartanto, semoga kabar kamu sehat selalu. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan,)
"Good afternoon General, good General, I will obey whatever the General's mandate and orders are. Excuse me, General, may I know what?" tanyaku dengan sangat penasaran.
(Selamat sore Jenderal, baik Jenderal saya akan menuruti amanah dan titah Jenderal apapun itu. Maaf Jenderal kalau boleh tau apa iya?)
"Next week, your term of service is over. You will be assigned to Papua. You study French for two months I give you time, you are assigned to France for one year. If you are willing?" ucap Bapak Panglima TNI memberikan penjelasan kepadaku.
(Minggu depan, masa dinasmu usai. Kamu akan di tugaskan di Papua. Kamu pelajari Bahasa Perancis selama dua bulan saya beri waktu, kamu di tugaskan ke Perancis selama satu tahun. Apakah kamu bersedia?)
"I am very grateful Mr. General, of course I am very willing. I can't refuse, I will study French for two months. I will study earnestly," ucapku dengan tersenyum.
(Saya sangat berterima kasih Pak Jenderal, tentu saja saya sangat bersedia. Saya tidak mungkin menolaknya, saya akan belajar bahasa Perancis selama dua bulan. Saya akan belajar dengan sungguh-sungguh,)
Aku berpamitan kepada Hadi, aku sangat capek dan lelah. Besok mungkin Hadi sudah boleh pulang.
"Hadi aku pamit iya bro, aku ngantuk bgt. Mau pulang ke barak. Besok aku ke sini lagi iya," ucapku sebelum berpamitan.
Aku dari rumah sakit, tempat Hadi di rawat menaiki taksi. Setibanya di asrama, aku lamgsung mandi dan tidur. Aku sangat mengantuk sekali. Aku akhirnya tertidur, aku memutuskan untuk terbangun jam tiga pagi. Makanya aku menyetel alarm jam tiga pagi.
Suara alarm pagi jamku, menggelegar membangunkan. Aku terbangun. Aku segera mandi, setelah selesai mandi aku segera memakai seragam dinas militerku. Aku mengenakan baret militer Padulam Garuda. Aku terlihat sangat gagah dan perkasa.
Hari ini adalah Hari ulang Tahun TNI. Walaupun kami berada di Ukraina. Kami tidak boleh lupa untuk melaksanakan upacara. Hari ini aku kebagian membaca Sapta Marga. Dengan nafas panjang, aku harus membacakan sapta Marga dengan lantang dan lancar.
***Sapta Marga***
1. Kami warga negara kesatuan republik Indonesia yang bersandikan Pancasila.
2. Kami Patriot Indonesia, pendukung serta pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tidak kenal menyerah.
3. Kami kesatria Indonesia yang bertakwa kepada tuhan yang maha esa, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.
4. Kami prajurit tentara nasional Indonesia, adalah Bhayangkari negara dan bangsa Indonesia.
5. Kami prajurit tentara nasional Indonesia, memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan serta menjujung tinggi sikap dan kehormatan prajurit.
6. Kami prajurit tentara nasional Indonesia. Mengutamakan kepewiraan di dalam melaksanakan tugas, serta senantiasa siap sedia berbakti kepada negara dan bangsa.
7. Kami prajurit tentara nasional Indonesia, setia dan menempati janji serta sumpah prajurit.
Aku sangat lantang, membaca Sapta Marga. Di ikuti dengan para prajurit yang lain.
*** Delapan Wajib TNI***
1. Bersikap ramah tamah terhadap rakyat.
2. Bersikap sopan santun terhadap rakyat.
3. Menjujung tinggi kehormatan wanita.
4. Menjaga kehormatan diri di muka umum.
5. Senantiasa menjadi contoh, dalam sikap dan kesederhanaannya.
6. Tidak sekali-kali merugikan rakyat.
7. Tidak sekali-sekali menyakiti dan melukai hati rakyat.
8. Menjadi contoh dan mempelopori usaha rakyat di sekelilingnya.
Aku harus tidak hanya menghafal, tetapi menjalani makna yang tersilat dari Sapta Marga dan Delapan Wajib TNI.
Entah mengapa setelah upacara hut TNI, ketika aku sedang beristirahat aku ingin menyayikan lagu Gugur Bungga.
***Gugur Bungga***
Betapa hatiku tak kan pilu, telah gugur pahlawanku.
Betapa hatiku tak akan sedih, hamba di tinggal sendiri.
Siapakah kini pelipur lara nan setia dan perwira, siapakah kini pahlawan hati pembela bangsa sejati.
Telah gugur pahlawanku, tunai sudah janji bakti. Gugur satu tumbuh seribu, Indonesia jaya sakti.
Gugur bungaku di taman bakti, di hari bernan pertiwi, harum semerbak menanamkan sari tanah air jaya sakti.
Telah gugur pahlawanku, tunai sudah janji bakti. Gugur satu tumbuh seribu, tanah air jaya sakti.
Telah gugur pahlawanku, tunai sudah janji bakti. Gugur satu tumbuh seribu, tanah air jaya sakti.
Tidak terasa tatkala, aku sedang menyanyikan lagu Gugur Bunga air mataku berjatuhan. Air mataku penuh dengan tangisan dan air mata.
Bahkan aku hampir lupa, akan menjemput Hadi dari rumah sakit. Aku segera bergegas, menuju ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit. Sudah ada Kim Soek Jin, Soek Jin sudah membantu Hadi mengepak pakaian, aku membantu Hadi makan sore. Sebelum pulang dari rumah sakit, Hadi aku suapin, Hadi makan dengan sangat banyak sekali sore hari ini.
"Let's eat a lot of Hadi! Looks like your appetite has returned, you are healthy bro. I'm glad to see it," ucapku dengan tersenyum.
(Ayo makan yang banyak Hadi! Sepertinya nafsu makanmu sudah kembali, kamu sudah sehat bro. Aku senang melihatnya,)
"Yes Adrian, now I'm healed. I must be strong and healthy," ucap Hadi dengan tersenyum.
(Iya Adrian, sekarang aku sudah sembuh. Aku harus kuat dan sehat,)
"Thank God Hadi, now let's go home. You have eaten too, poor Soek Jin waiting for us outside," ucapku dengan tersenyum.
(Syukurlah Hadi, sekarang ayo kita pulang. Kamu sudah makan juga, kasihan Soek Jin menunggu kita di luar,)
Aku memapah Hadi, sedangkan Kim Soek Jin sudah menunggu di luar. Kami pergi dengan menaiki Taksi.
Setibanya di asrama, aku dan Hadi kini sedang bersantai sambil bersundau gurau.
Sahabat beda negara kami, Kim Soek Jin datang membawakan buah dan makanan khas Korea.
"Ви двоє, я хочу принести вам фрукти та корейські страви. Ви хочете?
Vy dvoye, ya khochu prynesty vam frukty ta koreysʹki stravy. Vy khochete?" tanya Kim Soek Jin dengan menggunakan Bahasa Ukraina.
(Kalian ber dua, mau nggak aku membawakan buah dan masakan khas Korea. Kalian mau nggak?)
"Звичайно, хочеться, виглядає смачно. Ми випадково голодні.
Zvychayno, khochetʹsya, vyhlyadaye smachno. My vypadkovo holodni." ungkapku dengan senyuman.
(Tentu saja mau, sepertinya enak. Kebetulan kami lapar,)
"Я дуже хочу, що ти приніс? для корейських спеціальностей?
YA duzhe khochu, shcho ty prynis? dlya koreysʹkykh spetsialʹnostey?" tanya Hadi dengan sangat penasaran.
(Aku mau banget, kamu membawa apa? untuk masakan khas Koreanya?)
"Є раміоен, тхекпокі і кімчі. Я також приніс морозиво зі смаком,
YE ramioen, tkhekpoki i kimchi. YA takozh prynis morozyvo zi smakom," jawab Soek Jin dengan tersenyum.
(Ada ramyoen, taekpoki dan kimchi. Aku juga membawa ice cream dengan cita rasa yang enak,)
"Вау, виглядає смачно, давайте поїмо. Чи можемо ми витратити його Сук Джін?
Vau, vyhlyadaye smachno, davayte poyimo. Chy mozhemo my vytratyty yoho Suk Dzhin?" tanya aku dan Hadi dengan sangat kompaknya.
(Wah sepertinya enak, mari makan. Kami habiskan boleh Soek Jin?)
"Звичайно, можу, я навмисно багато приніс. Щоб ми проводили разом,
Zvychayno, mozhu, ya navmysno bahato prynis. Shchob my provodyly razom," ucap Kim Soek Jin dengan tersenyum.
(Tentu saja boleh, aku sengaja membawa banyak. Untuk kita habiskan bersama,)
Kimci yang Soek Jin masak, rasanya sangat pedas sekali. Hadi yang nggak kuat, hingga tersendak.
Bersambung.