( Sudahlah sayang, di mataku kau sempurna. Apapun kedaanny aku tetap mencintaimu,)
"ที่รัก ฉันง่วงแล้ว
Thī̀rạk c̄hạn ng̀wng læ̂w," ungkap Tiara dengan tersenyum.
(Sayang aku mengantuk,)
"โอเคที่รัก ไปนอนกันเถอะ เรานอนหลับที่รัก
Xo khe thī̀rạk pị nxn kạn t̄hexa reā nxn h̄lạb thī̀rạk," ajakku engan tersenyum.
(Ok sayang, ayo kita tidur sayang!)
Aku dan istriku Tiara terbangun sekitar jam empat pagi. Kami berdua mandi bersama dengan air hangat.
"เสียดายอยากไปเซมารัง มีระบบรักษาความปลอดภัยแบบผสมผสาน ฉันและทหารสองร้อยคนพร้อมที่จะอยู่ในสถานที่
S̄eīydāy xyāk pị se mā rạng mī rabb rạks̄ʹā khwām plxdp̣hạy bæb p̄hs̄mp̄hs̄ān c̄hạn læa thh̄ār s̄xng r̂xy khn phr̂xm thī̀ ca xyū̀ nı s̄t̄hān thī̀ " ungkapku dengan tersenyum.
(Sayang aku mau ke Semarang, ada pengamanan gabungan. Aku beserta dua ratus prajurit ready stay di tempat,)
Tiara hanya tersenyum ke arahku, dia memelukku dan mengecup ke dua pipiku.
"ใช่ ที่รัก ถ้าคุณกระตือรือร้น ใช่ คุณรักงานของคุณ คำอธิษฐานของฉันอยู่กับคุณเสมอ ฉันรักคุณสามีของฉัน คุณเป็นสามีที่ดีที่สุดสำหรับฉัน ฉันโชคดีที่มีคุณเป็นสามีของฉัน Mas Adrian
Chı̀ thī̀rạk t̄ĥā khuṇ kratụ̄xrụ̄xr̂n chı̀ khuṇ rạk ngān k̄hxng khuṇ khả xṭhis̄ʹṭ̄hān k̄hxng c̄hạn xyū̀ kạb khuṇ s̄emx c̄hạn rạk khuṇ s̄āmī k̄hxng c̄hạn khuṇ pĕn s̄āmī thī̀ dī thī̀s̄ud s̄ảh̄rạb c̄hạn c̄hạn chokh dī thī̀ mī khuṇ pĕn s̄āmī k̄hxng c̄hạn Mas Adrian," ungkap Tiara dengan tersenyum.
(Iya sayang, kamu yang semangat iya sayang kerjanya. Doaku selalu menyertaimu, aku sayang kamu suamiku. Kamu adalah suami terbaik untukku, aku beruntung memilikimu sebagai suamiku Mas Adrian,)
Tiara bilang dia sangat beruntung sekali, memiliki aku sebagai suami. Tetapi aku yang paling beruntung, karena aku memilikinya sebagai istri yang telah memberikan aku empat orang anak.
"เราทั้งคู่โชคดีมาก ฉันโชคดีมากที่มีคุณเป็นภรรยา คุณเป็นภรรยาที่สวยมากที่ให้ลูกสี่คนแก่ฉัน
Reā thậng khū̀ chokh dī māk c̄hạn chokh dī māk thī̀ mī khuṇ pĕn p̣hrryā khuṇ pĕn p̣hrryā thī̀ s̄wy māk thī̀ h̄ı̂ lūk s̄ī̀ khn kæ̀ c̄hạn," ucapku dengan tersenyum.
(Kita sama-sama beruntung sayang, aku bahkan jauh beruntung sekali karena memilikmu sebgai istri. Kamu adalah istri yang sangat cantik karena memberikan aku empat orang anak,)
Setelah selesai mamdi, aku menuntun Tiara ke kamar kami, sebelum aku mengenakan seragam militerku akui memakaikan Tiaraku Pakaian Jalasenatri.
" Terima kasih sayang," ucap Tiara dengan tersenyum.
"Iya sama-sama sayang," jawabku dengan tersenyum.
"Hari ini aku ada kegiatan Jalasenatri sayang," ungkap Tiara dengan tersenyum.
"Ok sayang, tetapi jangan di porsil. Kamu jangan terlalu capek sayang,"ucapku dengan tersenyum.
"Baik sayang, hanya sampai sore. Aku juga membawa s**u dan vitamin," ungkap Tiara dengan tersenyum.
"Ok sayng, kita juga sudah rapih. Mari kita ke ruang makan, ayo kita makan sama-sama," ucap aku dengan tersenyum.
Rupanya ke empat anak-anak kami, mereka sudah berkumpul. Debora sudah memasak, memasak masakan khas Neterlands. Mungkin dia sangat merindukan Neterlands.
" Ayo mama dan Papa silahkan duduk,' ajak Debora dengan sangat ramahnya.
Aku dan istriku duduk, masakan yang di masak oleh putriku benar-benar masakan dari Neterlands
"Bagaimana Papa rasanya?' tanya Debora dengan tersenyum.
"Rasanya sangat enak sayang, tidak mengecewakan. Papa suka nak," pujiku dengan tersenyum.
"Bagaimana Mama rasanya?' tanya Debora dengan menatap Tiara.
"Rasanya sangat enak sekali, perfecto no cacat. Sempurna seratus persen nak," puji Tiara dengan tersenyum.
"****,*****************。*********,
Gǎnxiè shàngdì, māmā hé bàba xǐhuān dài bó lā zhìzuò de zǎocān càidān. Dài bó lā hěn kāixīn hěn kāixīn," ungkap Debora dengan tersenyum.
(Syukrlah Mama dan Papa suka dengan menu sarapan pagi, yang telah Debora buatkan. Debora sangat senang dan bahagia,)
Setelah masakan yang di meja makn habis, aku dan Tiara berpamitan kepada anak-anak kami. Tiara berkumpul dengan Ibu Jalasenatri. Sedangkan say dan anak-anak saya sedang bergegas menaiki truk TNI menuju ke Semarang.
Kami menempuh perjalanan dua hari, setibanya di Semarang. Aku langsung merapikan perlengkapan untuk penjagaan.
Setelah semuanya sudah siap, kami bersiap-siap. Kami adalah prajurit terbaik. Kami prajurit tangguh. Sudah pasti harus tetap semangat.
Pasti kami akan selalu menjaga di garda terdepan, aku harus menjadi motivasi bagi anak-anakku. Karena ada berbagai tahapan, yang sangat ingin aku lalui. Aku masih sangat ingin sekali menjadi KAsAl dan mungkin menjadi Panglima TNI. Aku sangat tau sekali, jika ingin memperolehnya tidaklah mudah. Aku harus berusaha ekstra lagi, berusaha untuk memperoleh apa yang aku inginkan? Karier militerku harus bagus dan baik, aku nggak mau karier aku stak di tempat. Aku ingin menjadi prajurit yag dapat membantu masyarakat khalayak. Karena bersama rakyat TNI kuat.
Aku tau demi mencapai titik sempurna, harus melalui jalan terjal mendaki. Yang tak selalu mulus, tetapiaku harus tetap berusaha sekali pun berdarah dan bernanah.
Jika aku terjatuh, aku harus bangkit dan terus semangat. Di dunia ini nggak akan mudah mendaptkan keinginan yang kita mau jika tidak berusaha dengan semaksimal mungkin.
Setelah selesai latihan, selesai pengawalan. Aku langsung menghubungi Tiara istriku.
" Halo sayang!" sapaku dengan penuh kelembutan.
'Halo sayang!" Sapa Tiara dengan penuh kelembutan.
"Sayang kamu sedang apa?" tanyaku dengan penuh kelembutan.
"Aku sedang menyulam di bantu Debora sayang," jawab Tiara dengan manjanya.
"Sayang sudah makan?" tanyaku dengan penuh kelembutan.
"Sudah sayang, kamu sudah makan sayang?" jawab dan tanya balik Tiara dengan tersenyum.
"Aku belum makan sayang, setelah selesai latihan. Aku langsung meneleponmu karena sangat merindukanmu," jawab aku dengan tersenyum.
Setelah selesai aku menelepon Tiara, aku dan para anggotaku. Kini sedang makan di kantin. Aku sangat lapar sekali, aku harus makan yang banyak. Aku makan dengan menu sederhana Nasi dengan sambal mangga dan sate marangih. Sate Marangih yang aku makan rasanya sangat enak dan lezat, semoga saja masakan yang aku oba ini mampu mengguncang Kota Semarang.
Setelah selesai makan malam, aku makan
Bah-buhan. Buah-buahn yang rasanya manis seperti buah Mangga dan alpukad.
Barulah kami berjaga-jaga, kami harus selalu stand buy di sini. Sebelum aku meninggalkan Kota Searang, aku membeli masakan kuliner khas Semarang yaitu Lumpia dengan berbagai cita rasa.
Semoga saja, istri dan anak-anakku menyukainya, menyukai lumpia yang aku beli.
Setibanya di rumah, aku langsung di sambut dengan hangatnya.
Bersambung.