"Adrian helow! kamu kok melamun," tegur Komandan peletonku Pak Budi.
"Maaf Komandan, mohon izin Komandan. Sepertinya saya...," ucapku menggantung dengan menundukan kepalaku.
"Pourquoi es-tu Adrien ? Pourquoi y a-t-il quelque chose comme ça?" tanya Komandan Peletonku.
(Kau kenapa Adrian? Kok begitu ada sesuatu hal kah?)
"Yes, I'll let you have a day off tomorrow, you'll just go with Hadi. Isn't Hadi your friend? Your colleagues in Ukraine?"tanya Komandan peletonku.
(Iya saya izinkan kamu libur besok, kamu nanti pergi dengan Hadi saja. Bukankah Hadi kawanmu? Kawan sejawatmu waktu di Ukraina?)
"Désolé, commandant, il semble que je ne puisse pas participer au concours de cuisine. C'est bon, commandant." ucapku dengan memohon.
(Mohon maaf Komandan, sepertinya saya tidak dapat ikut untuk lomba memasak. Tak apa kan Komandan,)
"Non, Adrian, je l'ai déjà soumis à M. KASAL et à M. TNI Commandant. Selon leur direction a été approuvée," ucap Bapak Komandan Peletonku.
(Tidak bisa Adrian, saya sudah ajukan ke Bapak KASAL dan Bapak Panglima TNI. Menurut arahan mereka sudah di aprove,)
"Vous participez, tout un prix que vous obtenez si vous gagnez cinq milliards. Vous êtes le premier gagnant à obtenir cinq milliards," ucap Komandan peletonku dengan tersenyum.
(Kamu ikutan lah, lumayan hadiah yang didapatkan kamu jika menang lima milyar. Kamu juara pertama dapat lima milyar,)
"Je suis désolé, commandant, je veux demander ?"ucapku dengan tersenyum.
(Mohon maaf Komandan saya ingin bertanya?)
"S'il te plaît Adrian, que veux-tu demander ?" tanya Komandanku dengan tersenyum.
(Silahkan Adrian, kau ingin bertanya apa?)
"Si je participe à un concours de cuisine, si je ne gagne pas la première place. Mais j'ai gagné deuxième ou troisième. Combien vais-je obtenir commandant ?" tanyaku kepada Komandan.
(Jika saya ikut lomba memasak, apabila saya nggak jadi juara pertama. Tetapi saya menjadi juara ke dua atau ketiga. Berapa yang akan saya dapatkan komandan?)
"Ok bien Adrian, j'explique et dis. Si vous devenez le premier gagnant, vous obtiendrez cinq milliards, si la deuxième place est de quatre milliards, la troisième place recevra trois milliards. Le vainqueur de la première étape est de deux milliards, le vainqueur de la deuxième étape est d'un milliard et le vainqueur de la troisième étape est de cinq cents millions. Déjà sur Acc M. KASAL et M. TNI Commandant," ucap Komandan peletonku.
(Ok baik Adrian, saya jelaskan dan beri tahu. Jika kamu menjadi juara pertama dapat lima milyar, jika juara ke dua empat milyar, juara ke tiga dapat tiga milyar. Juara tahapan pertama dua milyar, juara tahap kedua satu milyar dan juara tahap ke tiga lima ratus juta. Sudah di Acc Bapak KASAL dan Bapak Panglima TNI,)
"Quand aura lieu la course du Commandant ?" tanyaku kepada komandanku.
(Kapan Komandan akan di adakan lombanya?)
"Encore deux semaines, vous vous préparez minutieusement. Ta cuisine doit être délicieuse comme ça Adrian, ta cuisine a du bon goût. Vous cuisinez bien, je suis sûr que vous pouvez être un champion. Votre cuisine est délicieuse, n'oubliez pas de toujours être un gagnant dans chaque défi. Tu es le vainqueur," ucap Komandan memberikan semangat untukku.
(Dua minggu lagi, kau persiapkan secara matang. Masakan kamu harus enak seperti ini Adrian, masakanmu memiiki cita rasa enak. Kamu masakannya enak, saya yakin kamu dapat menjadi juara. Secara masakanmu enak, ingatlah untuk selalu menjadi pemenang di setiap tantangan. Kamu adalah pemenangnya,)
Setelah di pikir-pikir apa aku ikut saja? Toh lumayan hadiahnya.
"Très bien Commandant, je suis avec le Commandant. Après y avoir pensé je ne veux pas être un perdant, je suis un champion je suis un combattant et un combattant pas un perdant ou un spectateur," ucapku dengan semangat empat lima.
(Baik Komandan, saya ikut Komandan. Setelah saya pikir-pikir saya nggak mau jadi pecundang, saya adalah juara saya petarung dan perjuang bukan seorang pecundang atau penonton,)
"Bon Adrian, je crois et je crois en vos efforts et votre travail acharné. Chaque effort a toujours un résultat." ucap Komandan peletonku dengan tersenyum ke arahku.
(Oke Adrian, saya percaya dan percaya pada usaha dan kerja keras Anda. Setiap usaha selalu ada hasil,)
"Prêt, commandant, mon commandant a congé vendredi. Peut-il être avancé plus tôt donc demain ou pas ?" tanyaku kepada Komandanku.
(Siap Komandan, Komandan saya liburnya hari jumat. Boleh di majukan lebih awal jadi besok nggak?)
"Oui, tant qu'il y a un besoin urgent. Vous pouvez demander la permission, de quoi avez-vous besoin Adrian ?" tanya Komandan peletonku.
(Boleh saja, asalkan ada keperluan mendesak. Kamu boleh meminta izin, ada keperluan apa Adrian?)
"So this is it Commander, my atm and passbook are gone. So I had to go to the bank to sort it out," jawabku dengan tersenyum.
(Jadi begini Komandan, atm dan buku tabunganku hilang. Jadi aku harus ke bank untuk mengurusnya,)
"Yes, Commander, how come the commander knows my friend Hadi. Hadi isn't still in Ukraine?" tanyaku dengan sangat keheranan.
(Iya Komandan, kok komandan tau Hadi kawan saya. Hadi bukannya masih di Ukraina?)
"Yes, you know, your Platoon Commander is there. Is my best friend. you two are close friends with South Korean Army Kim Soek Jin," jawab Komdan peletonku.
(Iya tau, Komandan Peletonmu di sana. Adalah sahabatku. kalian ber dua bersahabat dekat dengan Tentara Asal Korea Selatan Kim Soek Jin,)
"What do you mean by Commander, now that Hadi is here, he is assigned here?" tanyaku dengan sangat antusias.
(Maksud Komandan, sekarang Hadi di sini di tugaskan di sini?)
"Yes Adrian, now Hadi is resting. Start work Wednesday," ucap Komandan peletonku dengan tersenyum.
(Iya Adrian, sekarang Hadi sedang istirahat. Mulai kerja hari rabu,)
Setelah selesai makan, aku langsung mencuci piring. Komandan peletonku mengajakku bermain Basket.
"Adrian do you want to come with me to play basketball?" tanya Komandan peletonku.
(Adrian kamu mau ikut saya bermain Basket?)
"Boleh Komandan, tetapi jika saya tidak jago bermain Basket maaf banget. Saya hanya suka Kasti, badminton dan Volly saja Komandan," ucapku dengan tersenyum.
"Ok tak masalah Adrian, aku juga nggak jago banget. Sayajuga nggak terlalu jago main Basket," ucap Komandan peletonku dengan tersenyum.
Aku dan Komandan peletonku, Bapak Budi kami berolahraga Basket. Olahraga Basket, lama-lama menyenangkan juga. Walau pun aku nggak jago. Aku nggak jago-jago banget. Tetapi aku yakin seiring berjalannya waktu. Aku mungkin saja bisa menjadi pemain Basket terkenal. Walaupun aku nggak sejago dan sehandal Michael Jordan.
Setelah selesai berolahraga Basket, aku di ajak Komandanku dan kawan-kawanku makan Nasi Goreng Kebuli.
Setelah selesai makan, aku pamit lebih dahulu. Karena aku sudah sangat mengantuk. Aku harus tidur lebih cepat, secara kan aku harus segera pergi ke Bank besok pagi. Aku harus bangun lebih pagi lagi, aku nggak mau telat. Aku harus bangun pagi. Bagaimana pun yang terjadi.
Aku langsung masuk ke dalam rumahku, aku segera tertidur. Aku melihat Hadi menghampiriku.
"Hey bro!" sapa Hadi dengan sangat ramahnya.
"Hey Bro!" sapaku dengan tersenyum sambil menepuk Bahu Hadi.
"Apa kabar kau Hadi?" tanyaku kepada Hadi.
"Baik sekali," jawab Hadi dengan singkat.
"Kau sendiri apa kabar?" tanya Hadi kepadaku.
"Baik Hadi kabarku," jawabku dengan tersenyum.
"Besok aku antarkan kau ke Bank," ucap Hadi dengan tersenyum.
"Baik Bro, thank Bro. Bro saya ngantuk saya tidur terlebih dahulu iya," ucapku dengan penuh senyuman.
Aku akhirnya tertidur dengan sangat pulasnya, aku terbangun pagi sekali. Setelah terbangun aku segera mandi. Setelah rapi, aku mengajak Hadi untuk sarapan terlebih dahulu.
Aku dan Hadi di kagetkan oleh Kim Soek Jin kawan beda negara kami.
"맙소사 김석진 너무 시끄럽다. 하디와 나에게 심장마비가 온다면?
mabsosa gimseogjin neomu sikkeuleobda. hadiwa na-ege simjangmabiga ondamyeon?" ucapku dengan setengah mengomeli Kim Soek Jin.
(Ya Tuhan, kau usil sekali Kim Soek Jin. Jika aku dan Hadi jantungan gimana?)
"Adrian과 Hadi에게 죄송합니다. 농담이었습니다. 화내지마
Adriangwa Hadiege joesonghabnida. nongdam-ieossseubnida. hwanaejima," ucap Kim Soek Jin dengan tersenyum.
(Maaf Adrian dan Hadi, aku hanya bercanda. Jangan marah iya,)
"괜찮아, 우리 둘 다 김석진을 용서했어. 아침을 같이 먹자!
gwaenchanh-a, uli dul da gimseogjin-eul yongseohaess-eo. achim-eul gat-i meogja!" ucapku dan Hadi secara bersamaan sambil tersenyum ke arah Kim Soek Jin.
(Iya nggak apa-apa, kami ber dua sudah memaafkanmu Kim Soek Jin. Ayo kita sarapan bareng! )
"와우, 우연의 일치, 나도 매우 배고프다. 먹자,
wau, uyeon-ui ilchi, nado maeu baegopeuda. meogja," ucap Kim Soek Jin dengan tersenyum.
(Wah kebetulan sekali, aku juga sudah sangat lapar sekali. Mari makan,)
Kami bertiga makan dengan sangat lahapnya, setelah selesai kami sarapan. Aku dan Hadi segera berpamitan kepada Sahabat beda negara kami yaitu Kim Soek Jin.
"형님 정말 죄송합니다, 작별인사를 했습니다. 당장 은행에 가고 싶어요, 일이 있어서요.
hyeongnim jeongmal joesonghabnida, jagbyeol-insaleul haessseubnida. dangjang eunhaeng-e gago sip-eoyo, il-i iss-eoseoyo." ucapku dengan tersenyum.
(Bro sorry banget iya, saya pamit. Saya mau segera pergi ke Bank ada urusan,)
"정말 죄송합니다 형님, 존경하는 아드리안 씨와 함께 은행에 가야 합니다. 미안 형, 나는 당신과 함께 할 수 없습니다
jeongmal joesonghabnida hyeongnim, jongyeonghaneun adeulian ssiwa hamkke eunhaeng-e gaya habnida. mian hyeong, naneun dangsingwa hamkke hal su eobs-seubnida," ucap Hadi dengan tersenyum dan turut menimpali.
(Sorry banget bro, saya harus menemani Bapak Adrian yang terhormat untuk ke Bank. Sorry iya bro saya nggak bisa menemanimu,)
"알았어 형, 같이 가도 될까요? 당신에게 부탁합니다. 예, 지루할 것입니다. 나는 가부트에서 휴가를 갔기 때문에,
al-ass-eo hyeong, gat-i gado doelkkayo? dangsin-ege butaghabnida. ye, jiluhal geos-ibnida. naneun gabuteueseo hyugaleul gassgi ttaemun-e," ucap Kim Soek Jin dengan tersenyum.
(Ok bro, bolehkah saya ikut dengan kamu? Saya mohon iya saya ikut boring saya. Soalnya saya kan lagi libur dari pada gabut,)
Dari pada gabut, aku akhirnya dan Hadi mengajak Kim Soek Jin ikut pergi. Kami akhirnya ke Bank, setelah selesaia kami mengurus masalah ini di Bank.
Setelah selesai, kami segera pulang. Aku langsung menstrasfer uang sahabatku Akmal. Yang kemarin aku pinjam.
(Thanks iya Akmal,) aku mengirim pesan via Whatasap ke Akmal.
(Sama-sama Bro,) jawab Akmal melalui pesannya.
Aku dan kedua sahabatku, kami menyempatkan diri ke kedai Coffe. Aku dan Soek Jin melihat cincin di jari manis Hadi.
"손가락에 반지가 있습니까?
songalag-e banjiga issseubnikka?" tanyaku sambil menunjuk ke arah tangan Hadi.
(Hadi cincin yang melingkar di jarimu?)
"네, 이것은 제 결혼반지입니다. 죄송합니다. 두 분을 초대하지 않았습니다. 나 결혼 했어,
ne, igeos-eun je gyeolhonbanjiibnida. joesonghabnida. du bun-eul chodaehaji anh-assseubnida. na gyeolhon haess-eo," ucap Hadi dengan tersenyum.
(Iya ini cincin nikahku, maaf iya aku nggak mengundang kalian berdua sobat. Aku sudah menikah,)
Sontak aku dan Kim Soek Jin, saling bertatapan. Dasar Hadi nikah nggak ngundang-ngundang, walaupun nggak ngundang dia kan bisa kabarin kami. Sekali pun kami nggak hadir, kami dapat memberikannya kado.
"두 분을 초대하지 못해 죄송합니다. 두 분 모두 화내지 않으셔도 됩니다. 화내지마
du bun-eul chodaehaji moshae joesonghabnida. du bun modu hwanaeji anh-eusyeodo doebnida. hwanaejima," ucap Hadi dengan memohon.
(Maaf karena aku nggak undang kalian ber dua, kalian ber dua jangan marah iya. Jangan marah iya,)
"나는 화난 것이 아니라 단지 실망했을 뿐이다. 우리는 친구야, 형, 함께여서 행복하기는 어렵지만,
naneun hwanan geos-i anila danji silmanghaess-eul ppun-ida. ulineun chinguya, hyeong, hamkkeyeoseo haengboghagineun eolyeobjiman," ucapku dengan memanyunkan bibirku.
(Aku nggak marah, hanya kecewa saja. Kita kan sahabat bro susah senang harus bersama,)
"Iya kami ber dua sangat kecewa, kamu kan sahabat kami. Apa susahnya kamu langsung mengabariku masalah pernikahanmu," ucap Kim Soek Jin yang turut menimpali.
(Iya kami ber dua sangat kecewa, kamu kan sahabat kami. Apa susahnya kamu langsung mengabariku masalah pernikahanmu,)
Bersambung.