Aku sangat syok, seakan tak percaya. Ok jadi aku paham sekarang apa yang di maksud dengan Lucas.
Benar saja grup WA, sangat ramai sekali.
Karena membahas tentang masalah Lucas yang menghamili dua anak gadis orang sekaligus.
"Papa kenapa?" tanya putriku dengan sangat paniknya.
"Nggak nak, Papa nggak apa-apa sayang. Papa hanya nggak habis pikir," jawabku dengan singkat.
"Iya Papa jangan sedih, semua sudah terjadi. Kita doakan saja yang terbaik untuk Sersan Dua Bayu," ucap putriku Debora dengan tersenyum.
"Iya nak," ucapku dengan tersenyum.
"Papa hanya sendiri?" tanya Debora putriku.
"Tidak anakku sayang, Papa sedang bersama Letnan Dua Lucas. Tetapi dia sedang Papa suruh," jawabku dengan tersenyum sambil menatap wajah cantik putriku Debora.
"Ok baik Papa, aku mau ke toilet dulu iya. Permisi Papa," ucap putriku dengan tersenyum sanagt manis sekali, wajah putriku merona sekali.
Aku tak habis pikir kenapa wajah putriku sangat merona sekali? Apakah putriku sedang jatuh cinta. Entahlah aku sangat bingung sekali, terhadap tingkah laku putriku Debora.
Apakah mungkin dia naksir dengan Lucas? Tetapi aku tidak setuju karena Lucas beluam ada nilai plusnya di mataku. Aku tidak menytukai Lucas. Karena menurutku Lucas nggak pantas untuk Debora.
Setelah menunggu dua puluh menit, akhirnya Lucas datang juga. Lucas membawa rujak yang sangat pedas sesuai pesananku.
"Selamat sore Komandan!" sapa Lucas dengan membawa rujak pesananku.
"Baik Lucas, pedas kan iya. Saya ingin memakan rujak pedas!" titahku kepada Lucas.
"Siap Komandan, saya membelikan rujak sesuai intruksi dari komandan. Selamat menikmati Komandan," ucap Lucas dengan tersenyum.
"Terima kasih Lucas, ayo kita makan rujaknya bersama-sama! Tetapi menunggu putriku iya," ucapku dengan tersenyum.
Akhirnya putriku datang juga, jadi kami dapat menikmati rujak yang pedas ini bersama-sama.
Setelah selesai makan, aku meminta tolong kepada putriku Debora dan Lucas untuk mengantarkan aku ke taman.
Aku dan mereka berdua, melihat pemandangan yang sangat indah.
"Коли тато прийде додому? Я так сумую за татом,
Koly tato pryyde dodomu? YA tak sumuyu za tatom," tanya dan keluh Debora dengan menggunakan Bahasa Ukraina.
(Papa kapan pulang? Aku sangat merindukan Papa,)
"Тато скоро буде вдома, синку, так що не хвилюйся і не переживай. Тато любить тебе тато обов'язково прийде додому,
Tato skoro bude vdoma, synku, tak shcho ne khvylyuysya i ne perezhyvay. Tato lyubytʹ tebe tato obov'yazkovo pryyde dodomu," ungkapku dengan tersenyum.
(Sebentar lagi Papa pulang nak, jadi jangan khawatir dan risau. Papa sayang kamu pasti Papa akan pulang,)
"Добре тато, дякую тато. Я дуже вдячний,
Dobre tato, dyakuyu tato. YA duzhe vdyachnyy," ucap putriku Debora dengan tersenyum.
(Baik Papa, terima kasih Papa. Saya sangat berterima kasih,)
Aku akhirnya segera tidur, karena sudah mengantuk. Aku meminta Lucas untuk mengantarkan Debora pulang.
"Дебора, моя дорога дочко, тато сонний син. Тато, будь ласка, хоче, щоб вас додому привіз старший лейтенант Лукас,
Debora, moya doroha dochko, tato sonnyy syn. Tato, budʹ laska, khoche, shchob vas dodomu pryviz starshyy leytenant Lukas," ungkapku tersenyum.
(Debora putriku sayang, Papa sudah mengantuk nak. Papa mohon nak kamu di antarkan pulang oleh Letnan dua Lucas, )
"Так, тато, я спочатку йду додому, так. Тато бережи своє здоров'я,
Tak, tato, ya spochatku ydu dodomu, tak. Tato berezhy svoye zdorov'ya," ucap Debora dengan tersenyum.
(Iya Papa, saya pulang dulu iya. Papa jaga kesehatannya,)
"Так, дорога моя доню, звісно, тато подбає про татове здоров’я, синку. Тато любить тебе, сину,
Tak, doroha moya donyu, zvisno, tato podbaye pro tatove zdorovʺya, synku. Tato lyubytʹ tebe, synu," ucapku dengan tersenyum.
(Iya putriku sayang, tentu pasti Papa akan jaga kesehatan Papa nak. Papa sayang kamu nak,)
"Пане Адріане, я піду першим додому, я заберу додому вашу дочку Дебору. Після цього я повернувся додому, я знову прийшов сюди, пане,
Pane Adriane, ya pidu pershym dodomu, ya zaberu dodomu vashu dochku Deboru. Pislya tsʹoho ya povernuvsya dodomu, ya znovu pryyshov syudy, pane," ucap Lucas dengan tersenyum.
(Pak Adrian saya pulang dulu, saya antarkan Debora putri Bapak pulang. Sehabis itu saya pulang saya ke sini lagi Pak,)
"Чекай, Лукасе!
Chekay, Lukase!" ucapku memerintahkan Lucas.
(Tunggu dulu Lucas!)
"Так, пане, що таке, пане?
Tak, pane, shcho take, pane?" tanya Lucas dengan sangat ramahnya.
"Лукас, ти збрехав мені так,
Lukas, ty zbrekhav meni tak," ucapku dengan memanyunkan bibirku.
(Lucas kamu bohong iya ke saya,)
"Пане, я не розумію, сер. я не зовсім розумію,
Pane, ya ne rozumiyu, ser. ya ne zovsim rozumiyu," ungkap Lucas dengan tersenyum.
(Bohong Pak, saya nggak paham Pak. Saya kurang paham,)
"Ви кажете, що не розмовляєте українською, а насправді розмовляєте українською. Як справи?
Vy kazhete, shcho ne rozmovlyayete ukrayinsʹkoyu, a naspravdi rozmovlyayete ukrayinsʹkoyu. Yak spravy?" ungkapku dengan tersenyum.
(Kamu bilang kamu nggak bisa bahasa Ukraina, tetapi nyatanya kamu bisa bahasa Ukraina. Bagaimana kamu ini? Apakah kamu sedang membohongiku? Dengan berlagak nggak paham dan mengerti, kamu bagaimana mengerjai aku seperti itu?)
"Я можу трохи навчитися, сер, не дуже розумний. Я не брешу,
YA mozhu trokhy navchytysya, ser, ne duzhe rozumnyy. YA ne breshu," ungkap Lucas dengan tersenyum.
(Aku bisa belajar sedikit Pak, nggak terlalu pandai. Aku nggak bohong, aku bersumpah.)
Setelah selesai kepulagan Debora dan Lucas, aku langsung tertidur. Karena sudah malam sekali.
Aku berharap sekali dapat melewati hari-hariku dengan sangat baik dan penuh suka cita.
Tetapi aku harus lebih giat lagi bekerja dan bekerja guna menghidupi istri dan ke empat buah hatiku. Kamu harus tetap semangat Adrian, jangan patah semangat.
"Semoga kelak anak-anak kamu dapat menjadi prajurit, dapat menjalankan tugas dan misi. Menjadi seorang prajurit TNI. Yang kelak di cintai rakyatnya, dapat mengabdi dan berdikasi secara baik, sebagai prajrit saopta marga yang sangat di cintai dan di sayangi rakyatnya," ucapku yang menjadi penguat kepada diri aku sendiri.
Aku selalu mengajarkan anak-anakku, dalam melakukan kegiatan kebaikan. Semoga kelak anak-anakku menjadi prajurit seperti aku. Tetapi jika mereka memilih bukan menjadi prajurit. Aku nggak aka mempermasalahkannya, aku akan selalu mendukung mereka semua. Sesuai dengan fashion dan cita-citanya. INtinya mereka harus mampu melakukannya dengan sangat baik sekali. Berguna dan tetap berguna bagi nusa dan bangsa.
Anak-anakku jharus sukses, jika mereka tidak mau menjadi sepertiku iya minimal mereka menjadi pengusaha yang dapat membuka peluang tenaga kerja bagi orang banyak.
Bersambung.