Sedetik-4

2273 Words
Sekarang pukul 04.00 dini hari. Zaire masih membuka kedua matanya, dia tidak dapat tidur di malam ini, entah mengapa hawa di kamarnya sangat panas, bahkan saat dia menatab Hara yang berada berada di sampingnya.membuat bulu kuduknya berdiri seketika, Zaire benar benar merinding menatab Hara. "Gila Panas banget" ucap Zaire yang mulai beranjak dari kasur. "Kapan aku bisa tidur kalau panaa gini" ucap Zaire yang kemudian keluar dari kamar Hara. Zaire keluar dengan keadaan yang berantakan, rambut yang belum disisir dengan baju yang juga berantakan, Nando yang sudah bangun dan melihat keadaan Zaire yang seperti mayat hidup dia pun langsung menghampirinya dan memeluk Zaire. "Lo kok udah bangun Zai?" tanya Nando yang kemudian menerima tubuh lemas Zaire. "aku gak bisa tidur" ucap Zaire yang kemudian Nando pun mengendong tubuh Zaire, dan meletakkannya pada sofa ruang tamu. "lo gak tidur Zai?" tanya Nando yang diangguki Zaire, "Kenapa?" sambung Nando. "di kamar panas" "Panas?,emang gak ada Ac?" tanya Nando. "Ada, tapi tetep panas" "lah kok bisa?" tanya Nando tak percaya. "Dia bukan Hara" ucap Zaire yang yakin jika yang berada di tubuh Haara itu bukan Hawa melaikan makhluk lain. "Maksud lo itu makhluk lain?" tanya Nando yang diangguki Zaire. "Ya, aku rasa seperti itu" "trus apa yang kamu lakukan setelah ini Zai?" tanya Nando yang membuat Zaire berfikir sejenak. "aku gak tau" geleng Zaire yang membuat Nando menghembuskan nafas berat. "coba lo telfon bunda lo Zai, siapa tau Bunda lo punya rencana" ucap Nando yang kemudian Zaire pun mulai mulai membuka handphonenya. Saat membuka handphonenya, Zaire membuka kedua matanya lebar lebar melihat nomer handphone seluruh keluarga dan teman temannya yang ada tidak ada di handphonenya. "Nan nomer yang ada di hp aku ilang semua" panik Zaire memperlihatkan aplikasi kontak nya tidak ada no satu pun. "Gue juga Zai" ucap Nando yang memperlihatkan handphonenya yang sudah tidak ada no satu pun disana. "kamu masih inget no ortu kamu nan?" tanya Zaire kepada Nando. "masalahnya gue gak ingat Zai" ucap Nando frustasi. "sama" ucap Zaire yang membuat Nando mengacak tambutnya Frustasi. "trus gimana dong?" tanya Nando. "kita pikirin nanti, aku mau tidur dulu ngantuk" ucap Zaire yang mulai tertidur. Sedangkan Nando dia memilih terdiam memikirkan segela cara agar bisa menghubungi teman teman atau keluarga yang ada di bandung. Nando tersenyum, dia pun mulai mencari aplikasi istagramnya, namun lagi-lagi tatapannya terkejut menyadari handphonennya yang kini sudah di mode pabrik. "sejak kapan gue mode pabrik hp gue?" ucap Nando yang terkejut hpnya kini sudah di mode ulang. "lah anjing, kalau kayak gini gimana gue mau hubungi orang yang dibandung, gue aja kagak inget no gue, bahkan semuanya" ucap Nando yang mengacak Frustasi rambutnya. ***** Pukul 10.00 siang, setelah meminta izin kepada Harum untuk ke Malioboro dan Harum memeperbolehkannya, Zaire dan Nando pun segera berangkat menuju Malioboro dengan mobil milik Harum. Di sepanjang perjalan Zaire terdiam dia memikirkan sesuatu hal yang membuatnya aneh, mengapa bisa ponselnya dan ponsel Nando bersamaan dalam mode pabrik? Apa ada yang sengaja memode pabrik handphone mereka? "kamu tau Nan, padahal sebagian besar uang yang Bunda berikan berada di dompet online aku" ucap Zaire mengingat uang sangu untuk di jogja ini berada di aplikasi dompet onlinenya. "Nanti kalau kurang pake duit gue dulu" ucap Nando yang membuat Zaire mengangguk tersenyum menatab Nando. "Makasih Nan" ucap Zaire yang diangguki Nando. Setengah jam kemudian, mereka pun sampai di Malioboro salah satu tempat wisata terkenal di Yogayakarta. Nando pun mulai memarkirkan mobilnya di parkiran Abu Bakar. Lalu setelah mobilnya terparkir mereka pun segera turun dari mobil dan berjalan keluar dari parkiran itu menuju Malioboro. Zaire tersenyum menatab Malioboro yang sangat ramai, sudah lama sekali dia tak berkunjung di kota kelahirannya ini sekitar 7 tahun lamanya. "Rame" ucap Zaire yang diangguki Nando. "Jadi mau kemana?" tanya Nando gang menatab Zaire yang ada disampingnya. "Kita cari Kafe di daerah sini" "Ada Zai?" "Ada didalam Mall Malioboro" "Yaudah mau kesana?" tanya Nando yang diangguki oleh Zaire. Mereka pun segera bergegas berjalan menunju Mall Malioboro yang lumayan jauh dari tempatnya sekarang, namun saja mereka tidak berjalan cepat menuju ke Mall itu, mereka juga menikmati suasana di siang hari di Malioboro, suasana siang yang lumayan ramai menurut Zaire, karna biasanya Malioboro akan sangat ramai di malam hari. Sesampai di Mall Malioboro Zaire pun mulai mencari Kafe didalam sana. Saat melihat didalam Mall itu, Nando dan Zaire pun mulai memasuki Kafe itu,dan mulai memesan makanan dan minuman yang akan mereka makan nanti. Setelah memesan Zaire pun bernafas lega akhirnya dia bisa duduk setelah melakukan perjalanan panjang menuju kesini. "Nan, kenapa kita tadi parkirnya enggak di parkiran Mall ini aja yah?" ucap Zaire tersadar saat mengingat Mall ini memiliki parkiran di bawah tanah. "Gue gak tau, dan gue cuman ngikutin google" ucap Nando. "Bener juga sih, aku aja juga lupa" angguk Zaire. "oiya Zai, mau bahas apa?" tanya Nando yang menatab Zaire yang duduk berada di sebrangnya. "Nan kamu ngerasa Aneh gak sih handphone kita berdua di mode pabrik dan itu bersamaan" tanya Zaire yang membuat Nando memikirkan hal itu juga membetulkan ucapan Zaire. "Bener juga sih Zai, aneh" angguk Nando setuju. "gak hanya aneh, tapi juga aku ngarasa yang nglakuin itu antara om Rian sama tante Harum" curiga Zaire, pasalnya yang yang ada di rumah itu hanya tante Harum dan Om Rian saja, jika Hara? Zaire kurang past itu. "Kenapa mereka berdua?" "Karna yang di rumah itu mereka berdua" "lalu Hara?" "aku gak yakin kalau dia melakukannya" jawab Zaire. "trus yang dimaksud yang di tubuh Hara itu makhluk lain?" "hanya menurutku, tapi itu juga belum pasti saja, di tubuh Hara itu ada arwah lain yang mempunyai energi negatif yang sangat besar" ucap Zaire yang mengingat dirinya pertama kali melihat Hara di rumah itu, arwah berenergi sangat negatif yang berada di tubub Hara. "Jadi apa ini Maksud Hara waktu itu?" tanya Zaire mengingat Hara permintaan Hara waktu itu. Flashback dua bulan yang lalu Zaire berada didark realm. Kedua mata Zaire terus menatab Hawa,Dia tak menyangka akan bertemu dengan Hawa walau Zaire mengira Hawa sudah Pergi di dunia ini. Zaire sangat merindukan Hawa, tawa Hawa yang selalu membuat Zaire sulit untuk melepaskan kepergian Hawa, sahabat satu satunya yang menerima kelebihan Zaire. "Zai Gue Pamit" Pamit Hawa yang mengusap usap Pipi Zaire, dan terdenyum menatab Zaire. "tapi wa-" Geleng Zaire yang membuat Hawa memeluk Zaire erat. "Iklasin gue Zai, kalau lo gak pernah ngiklasin, gue tetep di sini dan gak bisa pergi dengan tenang, gue di sini kesepian Zai ,lo mau sahabat lo ini kesepian?" peluk Hawa krpada tubuh Zaire. "Zai ikalasin itu lebuh baik" Ucap Nando dari belakang. Sedangkan Hawa dia pun mulai melepaskan pelukan Zaire dan menatab detail Nando yang ada di belakang Zaire,Sungguh Hawa tak tau pria di belakang Zaire itu siapa. "lo siapa?" Tanya hawa menatab Nando menyelidik. "Temennya Zaire"Jawab singkat Nando. "Temen atau pacar?"Curiga Hawa. "Temenn Wa" dingin Zaire. "ahh masak sih?" "Udah jadi hantu ngeselin yah" dingin Zaire yang membuat Hawa terkekeh pelan. "Nan jagain Zaire yah," ucap Hawa menatab Nando memohon. "Serahin ke gue" ucap Nando menerima permohonan Hawa itu. "dan lo zai,ini alesan gue masih di sini,gue pengen ketemu lo pengenn banget ngasih tau lo tentang hal ini" "Apa??" "lo mau kan datang ke rumah gue yang ada di jogja??ada barang di laci kamar gue,gue minta sama lo buat cari kotak warna merah,dan tolong bantu orang yang ada di foto itu yah Zai,, dan ini waktu yang tepat gue bilang sama lo tolong bantu dia ya zai" Sahut Hawa Yang mulai menghilang Entah kemana. "Hawa" guman Zaire yang kemudian menatab kedepan dengan rasa penuh percaya, "Aku bakal bantu dia setelah semua ini selesai" Sekarang "kotak merah itu, aku lupa mengambilnya" ucap Zaire menepuk jidatnya, dia lupa dengan kotak merah yang dikatakan Hawa waktu itu. "kota merah apa yang dikatakan hawa itu?" tanya Nando yang mengingat ingat. "Iya, ada di loker meja belajar" angguk Zaire. "Trus gimana dong?" "Nanti saat pulang saja" ucap Zaire yang diangguki Nando, "Apa yang dimaksud Hawa aku harus bantu dia itu maksudnya Hara, kembarannya dia?" batin Zaire. "Zai, rencana kedepan lo apa?" tanya Nando. "gue mau pastiin sebenar benarnya siapa arwah didalam tubuh Hara" ucap Zaire. "Jika itu arwah ada didalam tubuh Hara, lalu jiwa Hara ada dimana?" tanya Nando mengingat dimana kejadian waktu Jiwa Chesi diambil oleh Arumi waktu itu. "di drak realm, di tempat yang sangat jauh lebih tepatnya didemensi alam mereka" ucap Zaire yang mampu membuat bulu kuduk Nando merinding mendengarnya. "Apa harus menjemputnya?" "Aku gak tau pasti Nan, kalau memang Hara tidak ada didalam tubuhnya berarti dia di alam sana, tapi aku juga tidak tau , kalau memang iya kita harus tau letak posisi Hara ada di dimensi yang seperti apa, karna Dimensi mereka sangat luas dan oleh karna itu kita harus tau siapa arwah yang mengurung Hara" ucap Zaire. "jadi kita harus menyelidiki?" "mungkin" "Bagaimana kita menyelidikinya?" "aku harap Tuhan memberikanku penglihatan tentang siapa arwah itu, dan mengapa dia mengincar Hara" "mengincar Hara?" "Ya pasti ada alasan tersendiri mengapa Hara bisa dibawa arwah itu" ucap Zaire yang membuat Nando mangangguk. "satu greentea, satu milk shake coklat, dua spagetti" ucap salah satu pelayan yang membawa pesana Zaire dan Nando. "yap benar" "Selamat menikmati" ucapnya setelah meletakkan makanan dan minuman itu di meja itu. Zaire dan Nando pun mulai memakan makanan yang mereka pesan. Tak ada yang berbicara hanya ada suara garpu dan sendok yang mengiringi makan mereka. Setengah jam selesai makan Nando pun mulai membayar makanannya, selesai membayar mereka pun mulai keluar dari kafe itu. Zaire menatab sekitar sekitar mall, tatapannya berhenti melihat Anak kecil yang berdiri tak jauh darinya, namun saat Zaire mulai ingin mendekatnya entah mengapa anak itu menghilang dari hadapan Zaire. "Siapa dia?" guman Zaire. "Kenapa Zai?" tanya Nando yang kini berada di samping Zaire. "ah Enggak papa" bohong Zaire menggeleng pelan. "Yaudah mau pulang sekarang?" tanya Nando menatab ponselnya yang kini sudah pukul 11.30 WIB. "udah ada di Malioboro, nanggung cuman diasini doang" senyum Zaire. "Oke jadi mau keliling-keliling?" tanya Nando yang diangguki Zaire. Setelah itu mereka pun segera keluar dari Mall itu menuju penjual topi yang tak jauh dari sana. Zaire membeli topi bundar yang dia pilih, sedangkan Nando dia membeli topi laki laki dan mulai memakainya. Zaire dan Nando mengelilingi Mall Malioboro itu, melihat lihat jualan unik yang ada disana, dari mainan, kain batik, baju baju dan lain sebagainya. "Nan nan lucu" ucap Zaire menunjukkan celengan berbentuk burung hantu yang sangat lucu. "mau beli?" tawar Nando. "Enggak, Zai enggak pandai nabung, entar kalau nabung selalu aku ambil" geleng Zaire mengingat dimana dia selalu mengambil uang tabungannya dengan membolonginya di bawah celengan itu, jadi jika dia butuh tinggal ambil di lubang bawah dan itu selalu setiap hari dia mengambil, jadi uang tabungannya tidak penuh penuh. "Yaudah lanjut" ucap Nando, yang kemudian mereka pun melanjuykan perjalanannya berkeliling Malioboro. Sendari tadi Nando dan Zaire hanya berkeliling tidak membeli apapun, karna Zairr tau jika dia disini masih lama, dia hanya takut saja uang yang ada di dompetnya habis sebelum hari terakhir di jogja,jiika dia boros disini. "Ini Asli pak?" tanya Nando menatab batu akik dihadapannya. "Yahp mas asli" ucap bapak itu yang membuat Nando dan Zaire menatab tak percaya batu akik yang berukuran sebesar tangannya itu. "keren" gumam Zaire. Ya, seperti itulah Zaire dan Nando sekarang, hanya melihat lihat saja, setelah itu mereka pun mencari yang menarik lagi. Tidak hanya itu, Zaire juga memfoto foto suasana di Malioboro ini, bahkan Nando dan Zaire berfoto di sini untuk kenang kenangan dan mengunggahnya di akun sosialnya nanti setelah handphone mereka pulih. Sudah hampir tiga jam Zaire dan Nando berkeliling, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dari Malioboro. Nando mulai melajukan mobilnya meninggalkan abu bakar menuju rumah Hawa. Disepanjang perjalanan Zaire terlelap di mobil, dia sungguh kelelahan. Sedangkan Nando yang menatab Zaire yang terlelap di samping hanya bisa tersenyum mengeleng saja. "sepertinya perempuan satu ini kelelahan" geleng Nando menatab Zaire yang sudah tertidur pulas. Tiga puluh menit kemudian mereka pun sampai di rumah Hara, Nando pun memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Setelah memarkirkan Nando pun turun dari mobil menuju pintu satunya untuk mengendong Zaire yang sedang tertidur. Nando hanya tak mau Zaire terganggu tidurnya itu, dia tau jika Zaire kelelahan. Nando mengendong tubub Zaire masuk kedalam rumah, tante Harum yang melihat Zaire tertidur kelelahan itu hanya bisa tersenyum menggeleng saja dengan tingkahnya masih seperti anak kecil saja. ***** Zaire mengusap matanya perlahan menatab sekeliling rumah yang kini dirinya berbaring di sofa ruang tamu. Zaire menatab bingung dirinya yang ada disini, lalu siapa yang memindahkan tubuhnya tadi? Apa dia Nando? Lalu kenapa Nando tadi membangunkannya saja, sudahlah Nando memang selalu seperti itu. "Ini minum dulu" ucap Nando yang memberikan segelas air putih kepada Zaire. "Makasih" ucap Zaire yang menerima air putih itu dan langsung meminumnya. "Nan, kamu tadi yang mindahin tubuh aku diaini?" tanya Zaire kepada Nando. "Iya" "kok gak bangunin aku aja sih?" "gak tega" ucap Nando yang membuat Zaire terdiam. "Makasih" satu kata yang berhasil membuat Nando tersenyum. "yaudah sekarang lo mandi udah jam lima sore" ucap Nando yang diangguki Zaire. Zaire pun mulai mengambil bajunya yang berada di kopernya dan setelah itu berjalan menuju kmar mandi. Sedangkan Nando dia memilih memeperbarui ulang handphonenya dari awal. Sepuluh menit kemudian Zaire keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang segar. Melihat Harum.yang sedang memasak didapur, Zaire pun mulai menghampiri Harum dan membantunya masak untuk makan malam. Pukul 19.00, semuanya kini sudah berkumpul dimeja makan. Mereka pun mulai memulai makannya, Namun berbeda dengan Zaire dia terus saja menatab Hara yang sedang memakan makanannya dengan gerakan lambat. Zaire dapat merasakan jelas energi negatif dari dalam tubuh Hara, dan saat merasakan energi itu juga Zaire sudah tau jelas ini pasti bukan Hara ini arwah lain yang ada di tubuh Hara. "Aku gak akan biarin kamu berada lama ditubuh itu!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD