16

1514 Words

Samuel kembali ke kediamannya dengan berapi-api. Nyatanya ia masih tak terima ayahnya membuat Beverly dalam keadaan sulit dan berbahaya. Cklek.. Samuel masuk, melangkah yakin ke arah ayahnya yang tengah duduk di kursi kebesarannya. "Apa yang ada di otakmu, sialan!" Samuel menodongkan senjata apinya yang siap meledakan kepala Gilliano. "Kenapa kau repot sekali, Sam. Kakakmu bahkan menyetujuinya." Rasanya jantung Samuel berdebar tak menentu. Ia marah, benar-benar marah. "Apa benar kau ini ayahnya! Mana ada ayah yang menjerumuskan hidup anaknya ke dalam bahaya! Kalau kau memang mau Cadeyrn tewas harusnya kau sewa saja pembunuh bayaran, b******k!" "Aku punya pembunuh di sisiku, kenapa aku harus mencari yang lain?" "Kau!" Samuel menggeram. "Tembak saja aku. Dari tanganmu yang geme

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD