@TILOEF Senang rasanya walau istilahnya perhatian tipis yang diberikan oleh sang Ibu padanya tapi berdampak besar untuknya. Jya pun seketika berandai sambil merebahkan tubuhnya di ranjang melihat langit-langit kamar. “Kalau Ibu dari dulu begitu, alangkah senangnya aku. Tapi bagaimana kalau tadi itu palsu? Ah tidak biarkan saja, walau itu palsu tidak masalah yang terpenting aku tidak berdebat dengan ibu pagi ini,” batin Jya. Setelah pagi itu dia mengantar kopernya, dia tidak jadi beristirahat tapi menemui keponakannya sebentar lalu barulah dia pergi ke butik. Memeriksa barang yang sudah sampai dan siangnya barulah Jya beranjak untuk memenuhi undangan sahabatnya, apalagi ponselnya pun sudah tidak tinggal diam diteror oleh Zika dan juga Ema yang banyak mengirimi pesan serta panggilan berk