Saat dia hendak melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu belakang mansion. Suara samar-samar terdengar di telinga mereka. Dyrga, dia mengernyitkan keningnya melihat mereka yang berjalan menuju dapur. Sedetik kemudian, dia menggelengkan pelan kepalanya dengan senyuman tipis tercetak di kedua sudut bibirnya. Dia berjalan mendekati mereka dengan wajah yang sudah cemberut. Dan dia mulai membuka suaranya. “Hey, kenapa wajahnya tertekuk seperti itu, hmm ?” Tanya Dyrga kepada mereka berdua. Mereka berjalan sambil menghentak-hentakkan kedua kaki mereka. Dyrga hanya mengulum senyumannya saja. Dan memeluk mereka secara bergantian. “Senyum dong. Jangan seperti ini.” Ucap Dyrga lagi. Dan salah satu dari mereka membuka suaranya. “Kata