Lama Ayra menunggu jawaban dari Dyrga, dia mulai melirik ke kiri. Deg! Tatapan mereka begitu intens. Jarak mereka sangat dekat. Hingga Ayra sendiri menghentikan gerakan jemarinya disana. Dyrga, dia tersenyum sambil mengangguk iya. Tangan kanannya mulai memegang tengkuk Ayra, sedikit menyelipkan jemari kekarnya di balik helaian rambut berwarna keemasan itu. Dia membuka suaranya. “Boleh. Dan apa aku boleh ?” Tanya Dyrga sembari meminta persetujuan Ayra dengan hasratnya saat ini. Ayra mengangguk iya dengan menggigit bibir bagian bawahnya. Dyrga tersenyum dan perlahan mulai menempelkan benda kenyal itu, menyatu dengan miliknya. “Hhhmmpphhtt…” Tangan kirinya mulai melepas perlahan ponsel Ayra dari kedua tangannya, dan meletakka