CHAPTER: 4

1071 Words
Apakah tak cukup Penderitaan ku? Vaada &Arkan Arkan menatap pantulan diri nya di cermin besar di hadapan nya. Arkan terlihat sangat tampan dengan jas putih pernikahan. Hari ini ayah nya memaksa nya menikah dengan wanita yang tidak ia kenal hanya tahu nama panggilan saja yaitu pya. Arkan sudah berusaha menolak namun Damian keras kepala bahkan mengancam mencoret nama Arkan dari harta warisan sebenarnya Arkan bisa saja memilih menolak pernikahan ini lagipula dunia hitam yang ia jalani lebih besar daripada harta sang ayah namun sang ayah membahas umur yang sudah tua dan akan meninggal membuat Arkan menyetujui pernikahan bodoh ini. Arkan masih teringat jelas tadi malam saat ia menjadi yang pertama bagi vaada. Bilang Arkan kejam dan licik namun apapun akan ia tempuh asal bisa memiliki vaada seutuhnya, pernikahan ini hanya kesepakatan bisnis semata. Kalau vaada sampai berani menikah dengan pria lain selain diri nya maka ia akan membocorkan malam indah itu. Arkan berjalan menuruni tangga berdiri di samping sang ayah menunggu pengantin wanita dan keluarga nya. Pesta pernikahan ini sangat mewah dan megah bahkan beribu tamu ada disini membuat Arkan pusing melihat nya. Vaada & Arkan Vaada menatap pantulan dirinya di cermin besar dihadapan nya dan ia melihat wanita cantik ralat sangat cantik memakai gaun pernikahan mahal dihiasi berlian Ruby dan make up sedang. "Ayah harap kau bahagia nak", ucap aykac menatap sang putri dengan sendu, ia jadi teringat istri nya sheilene saat mereka menikah sangat cantik sama seperti vaada. "Ayah jangan menangis, kalau ayah mau vaada tak akan menikah dan meninggalkan ayah", ucap vaada menghapus air mata sang ayah dengan lembut. "Apa yang kau katakan ayah mau kau menikah dan setelah itu baru ayah bisa tenang saat tuhan memanggil ayah", ucap aykac berusaha tersenyum padahal ia belum sanggup melepas putri tersayang nya. "Ayah tak boleh pergi meninggalkan vaada, vaada engga bisa hidup tanpa ayah hiks hiks", tangis vaada memeluk sang ayah erat dan aykac pun membalas pelukan sang putri dengan erat. "Sudah jangan menangis riasan mu jadi berantakan nanti jelek", goda Aykac membuat vaada tersenyum walaupun ia tak menginginkan pernikahan ini namun melihat kebahagiaan sang ayah ia tak tega menolak permintaan sang ayah tercinta. Sewaktu vaada sampai ke alamat yang dikirim aga, ia kaget saat melihat gedung mewah yang terlihat seperti gedung pernikahan yang digunakan orang kalangan atas. Namun semua kebingungan vaada terhapus saat melihat ayah nya baik-baik saja dan malah ayah nya meminta nya menikah dan mengatakan umur ayah nya sudah tak lama membuat vaada tak tega menolak permintaan pertama sang ayah dan langsung menyetujui nya. "Mommy mu ingin memberi hadiah pada mu vaada", ucap aykac saat melihat sosok istri nya yang berdiri dibelakang sang putri. Vaada tak tahu ayah nya berhalusinasi atau benar memang ada sosok mendiang ibu nya yang hanya ayah nya saja yang bisa lihat namun hari ini vaada ingin menganggap benar ucapan sang ayah. "Mom kalau memang mom ada di dekat vaada, vaada cuma mau mom peluk vaada dan doain pernikahan vaada agar bisa seperti pernikahan mom yang tak terpisahkan walau itu maut sekalipun hiks hiks", tangis vaada dan entah ia berhalusinasi atau apa tapi vaada merasakan pelukan hangat sang ibu yang sudah dua puluh tahun tidak vaada rasakan membuat vaada menangis. "Vaada jangan menangis mom ikut sedih tuh", ucap aykac memeluk sosok istri nya membuat vaada berhenti menangis dan tersenyum. Sheilene memakaikan gelang pemberian Aykac ke pergelangan tangan vaada membuat vaada menatap nanar gelang itu. "Jaga gelang itu sayang itu pemberian terakhir mom untuk vaada", ucap suara yang vaada bisa rasakan seperti suara batin mommy nya. "Pasti mom pasti vaada akan menjaga gelang ini mom", ucap vaada yakin menatap gelang mendiang ibu nya. Vaada & Arkan Vaada menuruni tangga bersama Aykac, aga, dan Dev dengan tenang sedangkan para tamu berdecak kagum pada keturunan Wilson yang mempunyai ketampanan dan kecantikan bagai dewa dan Dewi kayangan membuat semua tamu iri, tapi tidak dengan Arkan yang syok melihat Vaada dengan gaun pernikahan. Vaada pun kaget melihat pengantin prianya adalah Arkan Dewantara namun rasa kaget itu lenyap dan berganti rasa takut saat mengetahui bahwa orang yang akan menjadi suami nya adalah orang yang selalu menghancurkan harga diri setiap wanita di setiap detik nya namun ia tetap diam bahkan saat Arkan mengucap janji pernikahan mereka dengan yakin dan saat Vaada mengucap janji pernikahannya ia menatap sang ayah terlebih dahulu membuat Arkan takut Vaada membatalkan pernikahan ini. Aykac memberi persetujuannya untuk sang putri mengucap janji dan Vaada pun mengucapnya tanpa tersendat dan lancar. Arkan pun memakaikan cincin berlian pada Vaada dan Vaada pun balik memakaikan nya pada Arkan. Para tamu pun bertepuk tangan saat Arkan mencium bibir vaada walau sekilas dan vaada pun menahan diri untuk tidak memukul pria tampan yang sekarang sudah menjadi suami nya. "Vaada putri ku, cahaya ku, berlian ku ayah harap kau bahagia dengan Arkan jagalah pernikahan kalian seperti Dady dan mommy menjaga pernikahan kami hingga ajal menjemput dan ayah harap kalian bisa saling mencintai dan hidup bahagia", lirih Aykac memeluk vaada erat membuat vaada menangis di pelukan sang ayah. "Vaada sayang ayah maafin kesalahan vaada selama ini ya ayah hiks hiks", tangis vaada namun seketika tubuh nya menegang saat tubuh ayah nya ambruk dalam pelukan nya. "AYAH BANGUN AYAH BANGUN", teriak vaada menepuk pelan pipi sang ayah namun Aykac hanya diam membuat vaada dan yang lain nya khawatir. "Ayah ayah ini Dev ayah ayah Bangun ayah jangan bercanda", ucap Dev memangku kepala sang ayah. Aga memeriksa denyut nadi sang ayah dan benar saja sang ayah sudah meninggalkan mereka setelah melepas putri tercinta nya. "Ayah sudah pergi vaada Dev", ucap aga parau menahan tangis karena ia harus kuat agar adik-adik nya pun kuat. "Engga engga mungkin ayah engga mungkin tinggalin vaada, ayah bangun yah buktiin ke vaada kalau aga bohong hiks hiks ayah bangun", tangis vaada memeluk sang ayah erat membuat Arkan sedih melihat tangisan vaada. "Ayah masih hidup ayah bilang mau lihat cucu dari dev, Dev janji bakal nikah kalau ayah bangun ayah bangun yah jangan ninggalin Dev, Dev engga bisa hidup tanpa ayah setelah mommy pergi hiks hiks", tangis Dev mengelus rambut putih sang ayah. "Ayah vaada sayang ayah bangun yah hiks hiks", tangis vaada tak peduli riasan nya yang berantakan. "Ikhlaskan ayah vaada,Dev, ayah pasti sedih kalau lihat kita kaya gini", ucap aga memeluk vaada dan Dev erat menumpahkan segala kesedihan mereka. "Va......vaada ikhlas ayah pergi se......semoga ayah bahagia di surga", lirih vaada lalu semua nya gelap dan vaada sempat mendengar suara teriakan Arkan, aga, dan Dev namun ia lelah dengan penderitaan ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD