Bab 3: Misi

824 Words
Begitu dia keluar dari istana dan perbatasannya, Violet mulai menuju jalan ke tempat pesta diadakan. Violet telah mengingat rutenya karena dia tidak ingin berjalan sambil membawa peta. Bagaimana jika seseorang menangkapnya? Bagaimana dia menjelaskan soal peta itu? Dia harus berpura-pura menjadi bagian dari Kawanan Mahina. Sepertinya tidak terlalu sulit. Tak ada seorang pun dari istana yang mau melakukan hal sebodoh itu. Mereka tidak punya alasan keluar dari kehidupan yang aman dan nyaman untuk mempertaruhkan nyawa mereka di luar. Dan saat Violet mendekati tujuannya, dia melihat beberapa orang di jalanan, berjalan dengan bebas, bahagia, seperti tidak memiliki kehidupan yang buruk. Bukankah itu yang selalu didengar Violet? Dia selalu diberitahu bahwa manusia serigala di luar Kawanan Berlian memiliki kehidupan yang menyedihkan yang tidak akan pernah mau dia jalani. Tapi, untuk kesan pertama, sepertinya tidak terlalu buruk. Dia menggelengkan kepalanya mencoba untuk fokus pada apa yang harus dia lakukan. Dan beberapa menit kemudian, dia mendapati dirinya berada di depan gerbang yang tinggi menjulang. Pesta itu digelar di sebuah rumah yang besar. Salah satu rumah terindah yang pernah dilihatnya. Padahal dia tinggal di istana. Halaman depannya dipenuhi orang-orang yang minum dan mengobrol. Beberapa penjaga berdiri di depan gerbang, terlihat sangat ramah, tetapi tetap bersikap profesional pada saat yang sama. Inilah dia. Hambatan pertamanya. Violet mendekati mereka dengan memasang senyum lebar di wajahnya, mencoba meletakkan satu kaki di depan kaki lainnya tanpa menunjukkan betapa dia sedang gemetaran. "Selamat malam, Nona." kata salah satu penjaga. "Selamat malam." dia menjawab, menggunakan aksen utara yang terburuk yang pernah dia dengar. Tetapi jika penjaga menyadari aksen yang buruk itu, mereka juga tidak akan menunjukkannya. Mungkin mereka pikir akan tidak sopan jika melakukan itu. "Dari mana asalmu, Nona?" pria lain bertanya. "Oh maaf. Saya dari Kawanan Mahina. Saya terpisah dari rombongan ketika kami tiba di dekat kota, jadi butuh waktu yang lama bagi saya untuk sampai ke sini. " Para penjaga saling memandang, dan gerakan kecil itu hampir membuat Violet pingsan. Apakah mereka tahu dia berbohong? Tentu saja. Dia tidak terlihat atau terdengar seperti orang dari Utara sama sekali. Apa yang akan dia lakukan sekarang? Penjaga pertama menatapnya lagi dan tersenyum lebar. "Sebenarnya, Anda tidak terlalu lama berjalan. Mereka baru tiba beberapa menit yang lalu." Violet melebarkan matanya. "Benarkah? Kurasa aku tidak seburuk itu dalam menemukan rute yang benar." dia tersenyum, dan mereka membukakan gerbang untuk dia lewati. "Bersenang-senanglah dan selamat datang!" kata mereka, Violet melalui gerbang sambil menahan napas leganya. Violet tidak tahu apa maksud sebenarnya dari pesta itu, jadi dia perlu berbicara dengan beberapa orang untuk lebih mengetahui ke mana dia akan menuju. Salah satu keuntungan tinggal di istana adalah dia bisa belajar bagaimana berperilaku di banyak acara sosial. Violet sangat pandai membuat obrolan ringan dan berpura-pura menikmati mendengarkan percakapan yang membosankan. Dia menganalisis tempat itu. Bagaimana dia akan menemukan orang yang dicarinya di sana? Dia bahkan tidak tahu seperti apa tampangnya. Ketika Violet masuk ke dalam rumah, butuh beberapa saat untuk membiasakan diri dengan pemandangan itu. Rumah itu sangat besar. Tidak lebih besar dari istana tempat dia tinggal, tetapi kenyamanan dan kemewahannya sama. Dia melihat beberapa pelayan menawarkan minuman kepada para tamu dan banyak orang sepertinya sudah mabuk. Violet bersandar ke dinding di sudut dan mencoba mendengarkan sekelompok wanita yang berbicara dengan suara yang keras dan bersemangat. Dia mengambil segelas sampanye agar terlihat berbaur dan tidak terlalu menarik perhatian. "Kau percaya Jack memutuskan merayakan ulang tahunnya tahun ini? Maksudku... Dia tidak terlalu suka dengan pesta, jadi ini sama sekali bukan sifatnya." salah seorang wanita berteriak, berusaha terdengar di tengah suara musik yang keras. Violet hampir saja mematahkan tulang punggungnya untuk mendengarkan mereka. Wanita lain menurunkan bahunya dan memutar bola matanya sebelum menjawab. "Jack memang selalu suka menyenangkan semua orang. Dia mungkin bukan orang yang suka berpesta, tapi dia tahu kawanannya kadang butuh sedikit kesenangan." "Ya, itu masuk akal. Sebagai pemimpin, dia selalu melakukan semua yang dia mampu untuk membuat kawanannya merasa dihargai dan memberikan kita yang terbaik yang dia bisa. Tidak mudah untuk memimpin kawanan dan mencari cara melawan pemerintah bodoh ini pada saat yang bersamaan." Violet mengerutkan kening mendengar kalimat itu. Apa yang dia maksud? Tapi dia tidak punya waktu untuk itu. Perhatiannya tidak boleh teralihkan dengan hal-hal sepele. Violet harus menemukan targetnya. Dia memiliki misi untuk diselesaikan. Tapi itu akan lebih sulit dari yang dia bayangkan. Pertama, dia tidak tahu seperti apa tampangnya. Kedua, rumah itu dipenuhi orang dan dia bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Ketiga, yang terpenting, bagaimana dia akan melakukan apa yang harus dia lakukan dengan begitu banyak orang di sana? Dia pasti akan ditangkap. Violet mulai berjalan di sekitar rumah untuk mencari cara melarikan diri dari tempat itu tanpa tertangkap. Dia juga harus memikirkan bagaimana caranya mencapai batas istana tanpa ada yang mengikutinya. Bagaimana bisa ada yang berpikir misi itu bisa berhasil? Arden pasti sedang berhalusinasi ketika berkata Violet bisa melakukan misi seperti ini. Bagaimana dia bisa membunuh Jack Morde di dalam rumahnya sendiri, di pesta ulang tahunnya, dengan kehadiran semua orang dari kawanannya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD