Kedatangan tamu

1033 Words
Waktu terus berjalan dengan cepat. Freya mulai terbiasa dengan kehidupan nya yang sekarang. Hidup berdua dengan Agam dan menikmati waktunya sendiri bersama anaknya. Freya menatap layar televisi yang ada di depannya sekarang. Kali ini ia menonton drama Korea baru yang inginkan. Freya tersenyum ketika melihat adegan lucu dari drama tersebut. Freya mengelus perutnya yang sudah kelihatan tersebut. Kandungannya sudah memasuki bulan ke enam. Freya berhasil melewati masa-masa sulit diawal kehamilan nya. Dan tentu saja dengan kehadiran Agam yang selalu berada di sampingnya. Freya kembali memusatkan perhatiannya ke televisi. Hingga seseorang mengetuk pintu rumahnya. Freya menoleh. Siapa orang yang bertamu siang-siang seperti ini. Freya pun berjalan menuju pintu. Freya berjalan dengan sangat perlahan. Selama masa kehamilannya yang mulai memasuki bulan akhir membuatnya sedikit lambat untuk berjalan. Freya pun membuka pintu. Dan betapa terkejut nya dirinya ketika mendapat seseorang yang sudah lama tidak ia temui berdiri di hadapannya sekarang. Freya tidak tau harus berkata apa ketika pria ini menatapnya dengan pandangan yang sulit ia artikan. Freya terdiam. Ia tidak tau harus berbuat apa lagi. Bagaimana bisa dia tau jika Freya berada di sini. "Freya.." Panggil pria yang ada di depannya ini. Freya dengan cepat langsung hendak menutup pintu rumah. Tetapi dengan sigap pula pria tersebut menahan pintu tersebut agar tidak tertutup. "Freya please.. Kita butuh bicara." Ucap pria tersebut. Freya tentu saja kalah. Kekuatan yang ada di pria tersebut lebih kuat ketimbang dirinya. "Zein gue gak mau bicara sama lo." Balas Freya. Freya pun berhenti. Ia akhirnya tidak dapat menutup pintu tersebut. Freya berusaha untuk mengatur napas nya yang tidak beraturan. Freya menatap ke arah Zein yang sedang menatap dirinya juga. Pandangan Zein teralihkan. Ia menatap perut Freya yang terlihat jelas sudah membesar. Freya yang menyadari itu langsung menutup perutnya dengan kedua tangannya. Walaupun hal itu sama sekali tidak berhasil untuk di tutup dengan sempurna. "Selain lo.. Siapa lagi yang tau kalau gue ada di sini?" Tanya Freya langsung. Ia harus bersiap-siap jika Darel sudah mengetahui keberadaan dirinya. Mungkin ia akan meminta Agam untuk pindah lagi dari tempat ini. "Gak ada seorang pun yang tau keberadaan lo selain gue." Sahut Zein. "Jadi biarin gue untuk bisa bicara sama lo. Gue mohon, Frey." Sambung Zein. Freya menghela napas panjang mendengar hal itu. Freya pun mengalah. Ia membukakan pintu rumah nya dengan lebar. "Masuk lah." Ucap Freya. Zein tersenyum lega mendengar hal itu. Ia pun langsung masuk ke dalam rumah tersebut. Freya menutup pintu dan berjalan untuk menghampiri Zein. Freya dan Zein duduk di sofa ruang tamu. Zein tidak mengalihkan pandangannya dari Freya. Terutama dari perut Freya. "Lo udah nikah?" Tanya Zein kepada Freya dengan sangat hati-hati. Freya yang mendengar itu tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. "Belum." Balas Freya. "Jadi anak yang ada di perut lo ini.." Zein sengaja mengantungkan perkataan nya. Ia tidak ingin asal menebak jika itu adalah anak Darel. "Seperti yang sedang ada di pikiran lo. Ini anak Darel." Balas Freya lagi. Zein yang mendengar itu tidak dapat menyembunyikan keterkejutan nya. Ia tidak tau harus berkata apa lagi. "Frey.. Lo kenapa menyembunyikan semua ini?" Tanya Zein lagi. Freya menghela napas panjang mendengar pertanyaan itu. "Darel gimana sekarang? Pasti dia udah bahagia dengan istrinya. Iya kan?" Tanya Freya balik. Zein yang mendengar pertanyaan itu langsung melebarkan kedua bola matanya. Bagaimana bisa Freya mengetahui hal itu. "Lo.. Tau dari mana Kalau Darel udah nikah?" Tanya Zein. "Gue dengar sendiri. Saat dimana gue mau ngasih tau kalau gue lagi hamil. Gue dagang ke apartemen dia. Dan gue dengar sendiri kalau dia akan bertanggung jawab atas bayi yang ada di perut wanita itu. Jadi gak ada alasan lebih yang bisa gue pertahankan untuk tetap tinggal di sana." Jelas Freya. "Lo harusnya kasih tau semuanya, Freya. Ini gak adil buat lo." Ucap Zein dengan kesal. Ia tidak habis pikir dengan pemikiran Freya. "Kalau gue kasih tau semuanya, itu akan buat Darel menjadi semakin b******k. Dia harus memilih diantara kami berdua. Gue gak mungkin ngelakuin hal itu. Kalau Darel milih gue, gimana dengan wanita itu? Gue baik-baik aja disini. Gue bisa melalui semua yang udah terjadi. Tapi gimana dengan wanita itu?" Zein sekali lagi tidak habis pikir dengan Freya. Bisa-bisa nya ia berpikir perasaan wanita lain sedangkan ia juga tidak baik-baik saja. "Darel sudah menikah. Dengan wanita yang tadi lo bilang itu. Dan mungkin usia kandungannya sama seperti lo." Balas Zein. Freya tersenyum tipis mendengar hal itu. Ia sudah bisa menebaknya. Darel benar-benar melakukan apa yang ia ucapkan. "Pasti dia hidup dengan bahagia sekarang." Ucap Freya lagi. Zein yang mendengar itu tersenyum. Ia menggelengkan kepalanya. "Dia enggak seperti yang lo bayangin sekarang Frey. Dia emang udah jadi suami orang sekarang. Tetapi gue sama sekali enggak lihat kebahagiaan di dalam pernikahan mereka. Darel setiap libur pasti selalu mabuk-mabukan. Dia benar-benar udah berubah sekarang. Apalagi ketika lo tiba-tiba menghilang seperti ini. Semuanya benar-benar berubah. Kami bahkan tidak melihat dia seperti yang dulu lagi." Jelas Zein kepada Freya. Freya tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Zein. Darel tidak mungkin sehancur dirinya sekarang. Darel terlihat sangat gentleman ketika mengatakan ia akan bertanggung jawab dengan wanita itu. Dan apa yang ia dengar dari Zein berbanding terbalik dengan apa yang ia dengar dengan telinganya sendiri. "Gue senang dengar dia udah nikah. Sama seperti apa yang udah gue pikirkan. Wanita itu gimana? Dia pasti cantik kan?" Tanya Freya. "Baik. Dia baik. Sangat baik malahan. Dia begitu sabar menghadapi Darel yang seperti itu. Darel bahkan sangat jarang perduli dengan kandungannya. Ia hanya kerja, kerja dan memikirkan lo." Freya tertawa mendengar perkataan Zein. Tidak mungkin Darel tidak perduli dengan anak nya sendiri. Apalagi anak yang di kandung wanita itu. "Darel gak mungkin gak perduli sama anaknya. Lo gak usah buat gue merasa tenang atau lo mau jaga perasaan gue. Gue udah nerima semuanya. Dan gue baik-baik aja sekarang. Gue udah memutuskan untuk pergi dari kehidupan Darel. Gue udah memutuskan untuk membesarkan anak ini sendiri. Jadi gue mohon sama lo. Jangan pernah kasih tau keberadaan gue sama siapapun itu. Terutama sama Darel. Kalau lo ngelakuin itu, mungkin gue akan kembali pergi dan menghilang lagi." Zein menghela napas panjang mendengar perkataan Freya. Ia tau jika Freya tidak akan mempercayai dirinya jika ia berkata keadaan Darel sekarang. Tetapi memang itu lah keadaanya. Darel benar-benar sangat hancur tanpa kehadiran Freya di sisinya. ---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD