Hari Pertama dengan Agam

1561 Words
Freya dan Agam sudah sampai di rumah dengan selamat. Sesampainya di rumah mereka berdua bukan langsung beristirahat. Tetapi mereka masih harus menyusun belanjaan yang tadi mereka  beli. Bagian Freya ialah menyusun bagian untuk kulkas. Ia menyusun dengan cemberut. Pasalnya banyak sekali sayur mayur yang dibeli oleh Agam. Sedangkan Agam, sedaritadi ia tersenyum melihat wajah Freya yang cemberut itu.  Agam mengambil gelas dan s**u yang tadi ia beli. Ia hendak membuatkan Freya s**u untuk ibu hamil. Jika bukan dirinya, Freya tidak akan mau membuatkan s**u untuk dirinya sendiri. Freya masih harus diingatkan untuk melakukan sesuatu yang sekarang sudah harus ia lakukan. Bahkan Freya sampai bisa lupa jika ia tidak membutuhkan pembalut lagi untuk beberapa bulan kedepan.  Agam membaca intruksi  untuk membuat s**u dari kotak susunya tersebut. Setelah selesai, ia langsung mengangkat gelas yang sudah ia terisi oleh s**u coklat tersebut menuju Freya. Agam memberikan gelas yang berisi s**u kepada Freya. Freya yang melihat itu langsung menghela napas panjang.  "Taruk aja di meja makan. Nanti gue minum. Gue mau benahin ini dulu." Tutur Freya. Ia memberikan senyuman mautnya kepada Agam. Agam yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya. "Minum sekarang Freya." Balas Agam.  "Nanti Agam.. Gue minum kok. Tapi nanti. Udah lo kerjain itu dulu sana." Tutur Freya. Ia mencoba menghindar dari meminum s**u tersebut. "Gue gak bisa lo tipuin. Gue mau langsung lihat lo minum nih s**u. Kita gak tau apa yang akan lo lakuin kalau gue gak lihat lo minum nih s**u. Entah nanti lo buang susunya." Tutur Agam kepada Freya.  "Astaga Agam... Ya enggak lah. Udah taruh aja di sana. Gue masih mau ngumpulin niat untuk minum tuh susu." Balas Freya. Agam tidak membalas. Ia tetap berdiri di samping Freya sambil enatap Freya dalam. Freya yang melihat itu langsug menghela napas panjang. Ia pun mengulurkan tangannya untuk mengambil gelas yang berisikan s**u tersebut. Ia menatap Agam yang sekarang sudah tersenyum kepadanya. Freya menelan ludahnya susah payah.  Dengan cepat iya menegukkan s**u tersebut ke dalam mulutnya. Setelah selesai, Freya kembali menyerahkan gelas bekas susunya kepada Agam. "Anak pintar." Ucap Agam sambil mengelus rambut Freya. Freya menatap kesal Agam. Agam pun langsung mengambil gelas tersebut dan langsung beranjak pergi dari hadapan Freya. Ia langsung berjalan menuju wastafel untuk mencuci gelas yang tadi ia pakai untuk membuat s**u Freya. "Frey kata Syasya ia akan ngantar mobil untuk kita besok pagi. Setelah itu kita bisa langsung pergi untuk cek kandungan lo. Jadi lo harus bangun pagi. Oke?" Tutur Agam mengingatkan Freya.  "Iya.. Gue ini kalau soal bangun pagi cepat tau. Lo tenang aja." Balas Freya. Agam hanya menganggukkan kepalanya. Tetapi ia sangat yakin jika Freya tidak akan melakukan hal itu. Ia sangat tau sekali tentang Freya. Setelah menyuci gelas, Ia langsung meletakkan gelas tersebut di rak piring. Setelahnya ia pun kembali menyusun apa yang perlu ia kerjakan. Mereka berdua mengerjakan semua yang perlu mereka kerjakan. Freya sebenarnya sudah lelah. Tetapi ia mencoba untuk mencari kegiatan agar dirinya tidak kembali mengingat tentang Darel. Ia tidak ingin mengingat apapun dari pria tersebut.  --- Malam hari telah terlewatkan dan digantikan oleh pagi yang cerah. Langit pagi di kota ini membuat Agam merasa tenang. Ia tidak salah memilih kota ini menjadi tempat tinggal untuk dirinya dan Freya. Agam membuka jendela kamarnya. Membiarkan udara pagi memasuki kamarnya. Ia menghirup dalam udara pagi hari yang segar ini. Setalah cukup ia rasa, Agam pun berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan pagi untuk dirinya dan Freya. Agam sangat tau jika Freya pasti masih terlelap dalam tidurnya. Pagi ini, Agam tidak terlalu membuat makanan yang berat. Ia hanya membuat roti panggang dengan telur dadar beserta salad sayur untuk dirinya dan Freya. Tak lupa ia membuatkan s**u untuk Freya dan anak Freya. Agam sangat menikmati membuat sarapan seperti ini. Dari dulu bagian ini adalah bagiann kesukaan dirinya. Setelah selesai membuat sarapan, Agam meletakkan semuanya di meja makan. Ia menatap jam dinding dan menunjukkan pukul enam lewat limapuluh pagi. Agam pun berjalan menuju kamar Freya. Ia mengetuk pelan pintu kamar Freya. "Freya! Bangun Frey.. Sarapan dulu," Ajak Agam. Tetapi ia tidak mendengar sahutan dari dalam. Agam masih menunggu. Ia berdiri sekitar tiga menit. Masih belum ada tanda-tanda Freya keluar dari kamar.  "Frey.. gue masuk ya." Ucap Agam lagi. Ia pun memegang kenop pintu dan membuka pintu kamar Freya. Agam masuk ke dalam kamar Freya. Ia tersenyum melihat Freya yang masih tertidur dengan selimut yang menutupi separuh wajahnya. Agam pun langsung berjalan mendekati Freya. Agam memegang bahu Freya.  "Freya.. Bangun!" Ucap Agam pelan.  "Hmm.."  Balas Freya. Agam tersenyum mendengar itu. Ia menyingkirkan selimut dari tubuh Freya. Agam pun duduk di kasur tepat di sebelah Freya. Ia mengelus lembut rambut Freya.  "Freya.. ayo sarapan." Tutur Agam lagi. "Kita mau ngecek kandungan lo lagi. Bangun yuk." Sambung Agam lagi.  Freya berusaha untuk membuka matanya. Tetapi ia gagal untuk membukanya. Masih dengan mata tertutup Freya berkata kepada Agam. "Gak bisa, Gam." Ucap Freya. Agam yang mendengar itu langsung mengernyitkan dahinya. Ia tidak mengerti maksud perkataan Freya. "Gak bisa apa?" Tanya Agam langsung. "Mata gue gak bisa dibuka. Ia masih mau dipejamkan dengan damai. Mungkin ia aka terbuka sekitar dua jam lagi." Tutur Freya dengan polosnya. Agam yang mendengar itu langsung tertawa.  "Itu mah karangan lo aja. Ayo cepat bangun! Nanti makannya dingin." Perintah Agam untuk yang sekian kalinya. Freya pun langsung bangkit dari tidurnya. Ia duduk di atas kasur, dan menoleh ke arah Agam. Tersenyum manis kepada Agam. "Pagi Agam.." Sapa Freya kepada Agam. Agam tersenyum tipis mendengar itu. Ia kembali mengacak rambut Freya dengan gemas. "Pagi Freya.. Pagi Bayi yang masih di perunya Freya." Sapa Agam balik. Freya yang mendengar itu tersenyum. Ia langsung memegang perutnya dan mengelus lembut perut ratanya. "Pagi om Agam.." Balas Freya dengan senyumannya. Agam yang mendengar itu langsung tersenyum miris. Ia baru sadar jika ia hanyalah seorang om untuk anak Freya nantinya. Padahal ia sangat berharap ada panggilan yang lebih dari om dari anak Freya nantinya. Tetapi ia tidak bisa terburu-buru akan hal itu. Ia tau Freya membutuhkan waktu untuk bisa membuka kembali hatinya. Membuka lembaran baru dengan pria lain selain Darel. Dan Agam akan dengan sabar menunggu hal itu. Freya pun bangkit dari duduknya. Ia menatap Agam yang masih duduk di kasur miliknya. "Gue mau cuci muka dulu. Nanti gue langsung ke luar untu sarapan." Tutur Freya. Agam pun langsung menyadari dirinya. Ia bangit dari duduknya dan langsung menganggukkan kepalanya. "Gue tunggu di meja makan ya. Jangan lama!" Balas Agam. "Iya.." Sahut Freya. Setelah itu, Agam pun langsung berjalan keluar dari kamar Freya dan menunggu kehadiran Freya di meja makan untuk makan bersama. Tidak menunggu lama, Freya pun sudah keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan dan duduk di kursi di depan Agam. Ia menggeserkan mangguk yang berisikan salad sayur dari depannya. Agam yang menyadari itu langsung kembali mendekatkan mangkuk tersebut ke depan Freya.  "Biar sehat." Tutur Agam. "Gue udah sehat." Balas Freya. "Biar makin dan lebih lebih sehat lagi." Sambung Agam. Freya pun terpaksa memakan salad sayur yang telah dibuatkan oleh Agam. Ia mengunyah tanpa minat. Kalau bisa mungkin ia langsung menelannya saja tanpa mengunyah. --- Setelah selesai sarapan, Freya langsung membersihkan meja makan dan membersihkan peralatan yang kotor. Freya mencuci piring dan gelas dengan santai. Sedangkan Agam, ia sedang menonton televisi di ruang tamu. Mereka berdua sedang menunggu kehadiran Syasya untuk datang dan membawakan mobil untuk mereka.  Setelah selesai mencuci semua yang kotor dan menyusunnya ke rak piring, Freya pun langsung menuju kearah Agam untuk menonton televisi bersama. Ia duduk di sebelah Agam dan lansung menyandarkan kepalanya di bahu Agam. Agam yang mendapatkan perlakuan seperti itu langsung sedikit gugup. Entah kenapa akhir-akhir ini ia sangat gugup jika berinteraksi sedekat ini dengan Freya. Ia tidak tau alasan tepat apa yang mampu menjelaskan kegugupan dirinya itu. Agam mencoba untuk menengakan dirinya agar jantungnya tidak berdetak sekencang sekarang ini. "Kurang seru ya acara televisi sekarang ini. Aneh-aneh aja sekarang acaranya." Ucap Freya membuka percapakan.  "Iya." Balas Agam singkat.  "Nanti sehabis kita cek kandungan, kita beli dvd film ya? Gue bosen kalau di rumah aja seharian tanpa ngelakuin apapun. Gue mau mencari kegiatan dengan menonton film-film yang seru. Lo tau.. katanya kalau ibu hamil sering lihat wajah-wajah yang ganteng dan cantik, anaknya nanti juag ganteng atau cantik. Kalau gitu.. gue mau nonton film-film korea atau cina aja. Biar anak gue nanti wajahnya good looking. Biar nanti dia bisa jadi artis. Baru gue bisa jadi kaya, deh." Jelas Freya dengan penuh semangat. Agam yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya. Ia tidak habis pikir entah sumber dari mana yang Freya dapat sehingga bisa berpikir demikian. "Anak lo nanti akan mirip sama orang tuanya lah. Gak mungkin tiba-tiba mirip sama lee min ho itu. Impossible." Balas Agam. "Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Kalau Tuhan sudah berkehendak, gak ada yang gak mungkin. Camkan itu!" Tutur Freya sambil menatap Agam dengan mata menintimidasi. Agam hanya menganggukkan kepalanya. Ia tidak ingin memperpanjang masalahnya dengan Freya. Akan semakin panjang urusannya nanti jika ia membalas perkataan Freya. Ia sangat menyadari jika akhir-akhir ini Freya sagat sensitif dengan segala hal yang akan merusak mood nya. Mungkin semua itu adalah pengaruh hormon dirinya. Dan Agam sangat memaklumi hal tu. Mereka pun kembali menonton acara televisi yang sebenarnya tidak ingin Freya tonton. Hingga suara mobil terengar dari luar rumah mereka. Agam dan Freya langsung menegakkan tubuh mereka. Mereka sangat yakin jika itu ialah Syasya. Akhinya setelah menunggu, Syasay datang. Dan mereka akan langsung bergerak menuju dokter kandungan untuk memeriksa bayi Freya. ---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD